Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

King Kenny Motor Kebangkitan The Reds
Oleh : Dodo
Senin | 07-02-2011 | 13:18 WIB
kd_4d4ef1de603ad177837033.gif Honda-Batam

Motor Kebangkitan - Kenny Dalglish menyalami pemain Liverpool usai membungkam tuan rumah, Chelsea 0-1. Kenny dianggap sebagai motor kebangkitan The Reds dengan meraup 12 poin dalam empat pertandingan terakhir. (Foto: liverpoolfc.tv)

Liverpool, batamtoday - Masuknya legenda hidup Liverpool, Kenny Dalglish, dapat dianggap sebagai motor kebangkitan tim yang berjuluk The Reds tersebut. Liverpool kini merangsek ke peringkat enam setelah sempat berkutat di papan tengah, bahkan terancam terpuruk di papan bawah saat Roy Hodgson masih menjabat manajer.

Debut King Kenny sebagai manajer Liverpool memang tidak indah. Dalam pertandingan melawan Manchester United, pasukannya dipaksa menyerah 1-0 di Old Trafford, tumbang di tangan Blackpool, 2-1 dan ditahan imbang seteru sekota, Everton dengan skor 2-2.

Hasil itu membuat Liverpool masih berkutat di peringkat 12 namun tidak mengendurkan semangat Dalglish untuk meramu strategi yang pas ala dirinya dan meninggalkan pola-pola Rafael Benitez yang ditiru oleh Roy Hodgson.

"Saya ingin membentuk tim ini seperti saat terakhir kali meraih juara Liga Inggris pada tahun 1990," ujarnya usai mengomentari hasil imbang dengan Everton seperti dikutip dari situs resmi Liverpool FC.

Dalglish yang saat itu menggantikan Joe Faggan yang mundur tahun 1985 membuat Liverpool tetap tak berubah untuk selalu haus akan gelar. Selama kepemimpinan 6 tahun King Kenny, Liverpool meraih 3 gelar juara liga (1986, 1988, 1990) dan 2 gelar juara piala FA (1986, 1989). Runner up liga 3 kali dan runner up piala FA 1 kali.

Usaha Dalglish untuk mewujudkan impiannya bukannya tanpa halangan. Sikap manajemen Liverpool yang agak susah menggelontorkan uang belanja pemain memaksa dirinya harus putar otak untuk meramu komposisi pemain yang sesuai dengan strateginya.

Beberapa pemain yang dianggap kurang memberikan kontribusi kepada klub dilepasnya seperti Ryan Babel dijual ke klub Jerman TSG Hoffenheim,  Hubert Itandje ke Atromitos Yunani maupun Fernando Torres ke Chelsea seharga 50 juta pounds.

Penjualan pemain terakhir, Torres, pada menit terakhir jelang penutupan jendela transfer sempat menghebohkan. Pasalnya, Torres bukan termasuk pemain yang masuk dalam daftar jual namun Dalglish tetap melepas pemain yang dianggap sebagai maskot Anfield itu.

"Kami kecewa dia hengkang, tapi klub ini akan terus berlanjut dan mencoba memberikan yang terbaik serta makin lama makin tangguh. Dan tak ada seorang pun yang lebih besar selain Liverpool," ujar Dalglish seperti dilansir Sporting Life.

Penjualan Torres semakin memuluskan keinginan Dalglish untuk merekrut striker Uruguay yang merumput bersama Ajax Amsterdam, Luis Suarez dan pemain itu akhirnya merapat ke Anfield dengan bandrol 22,8 juta pounds. Selain itu dirinya juga mendapatkan striker Newcastle United, Andrew Caroll dengan harga 35 juta pounds.

Kehadiran dua pemain itu membuat para Liverpudlian cukup tenang dan tidak meratapi kepergian Torres ke Chelsea. Usai hasil imbang dengan Everton, Liverpool terus menunjukkan grafik positif di Liga Primer Inggris dengan meraup 12 poin dalam empat pertandingan berikutnya tanpa kebobolan satu gol pun.

Grafik positif itu ditunjukkan dengan kemenangan tandang saat menumbangkan Wolves 0-3, membungkam Fulham 1-0 dan menjinakkan Stoke City 2-0 di Anfield dan terakhir mempermalukan Chelsea yang menurunkan Torres, 0-1 di Stamford Bridge.

Kini Liverpool berhasil merangsek ke peringkat enam dengan menggeser Sunderland dan terus mengejar kemenangan pada pekan ini saat menghadapi Wigan di parta kandang, Sabtu nanti.

Selisih enam angka dari zona Liga Champions dengan poin 38 yang dimiliki Liverpool saat menjadi sangat mungkin untuk mewujudkan angan The Reds bertengger di empat besar pada akhir musim nanti.

"Selisihnya sudah jauh lebih pendek dari sebelumnya. Saya tak tahu apakah zona Champions sudah ada dalam jangkauan, kami hanya akan melakoni setiap laga yang ada di depan kami dengan baik," ungkap Kenny Dalglish, manajer Liverpool merendah seperti dikutip dari goal.com.

"Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, jika kami bisa terus menang, kami akan terus mengumpulkan angka sampai akhir. Dengan begitu kami akan tahu di mana posisi akhir kami."

"Kami sudah mendapatkan hadiah dari kemenangan ini dan juga tiga hari pertandingan sebelumnya, jadi di sinilah kami ada di sini saat ini," tukas Dalglish.

Persoalan Dalglish saat ini adalah mempertahankan kemenangan sebagai bagian dari stabilitas tim mengingat Liverpool memiliki masalah utama di tangan pelatih-pelatih sebelum dirinya yakni stabilitas performa tim.

You'll Never Walk Alone, King Kenny.