Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PUK FSPMI Varta Bantah Provokasi Buruh PT RLP
Oleh : Gokli/Dodo
Kamis | 24-05-2012 | 14:17 WIB

BATAM, batamtoday - Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) melalui PUK Varta Micro Battery Batam membantah telah memprovokasi buruh outsourcing PT Raja Labora Panbil (RLP) untuk melakukan aksi mogok kerja maupun demo pada bulan April lalu. 

Hal ini dikatakan oleh ketua PUK FSPMI Varta, Deddy Iskandar saat ditemui di gedung lama lot 23 Batamindo dan menyatakan pihaknya sama sekali tak pernah melakukan provokasi. Aksi mogok kerja yang dilakukan 238 buruh PT RLP pada April kemarin adalah spontanitas mereka untuk memperjuangkan haknya selaku pekerja yang tertindas. 

"Bodoh dia (PT RLP-red.) itu bilang kita provokasi, silahkan dibuktikan," tantang Deddy, Kamis (23/5/2012). 

Dijelaskannya, kilas balik timbulnya permasalahan ini hanya gara-gara buruh outsourcing mempertanyakan masalah bonus kerja. Sehingga, lima orang dari mereka langsung diputus kontrak sepihak. Tak terima diperlakukan seperti itu, buruh outsourcing lain yang merasa senasib dan sepenanggungan langsung protes hingga akhirnya mereka juga diputus kontrak tanpa alasan dan tanpa surat, hanya melalui omongan. 

"Saat buruh outsourcing melakukan aksi, buruh permanen dihalangi masuk kerja. Karena kita tak mau terjadi tindak anarkis, wajar saja kalau aksi itu kita tengahi dan minta berunding dengan manajemen. Tapi, apa yang kami dapat, malah diberikan Surat Peringatan pertama dan kedua," papar Deddy.

Selanjutnya, kata Deddy para pengurus serikat kerja di PT Varta yang berjumlah 13 orang langsung di-Putus Hubungan Kerja (PHK) tanpa alasan oleh pihak manajemen. Sehingga, aksi ini pun terus berlanjut untuk memperjuangkan hak-hak buruh yang sudah tertindas. 

"Kami ini korban penindasan pengusaha, bukan provokator dan juga bukan teroris," ujarnya.

Terkait tuduhan pihak PT RLP maupun PT Varta yang mengatakan buruh permanen maupun anggota serikat yang melakukan provokasi sama sekali tak benar dan hanya mencari alasan baru.

"Itu alasan mereka saja mas untuk mencari kesalahan buruh," tutupnya.