Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Masyarakat Boleh Kampanye untuk Kotak Kosong, karena Tidak Ada Pilihan Lain
Oleh : Asyari
Minggu | 06-09-2020 | 12:32 WIB
suryadi_umrah_tengah.jpg Honda-Batam
Dosen Ilmu Hukum UMRAH Kepr Suryadi (baju hitam) ( foto: Asyari)

BATAMTODAYCOM , Tanjungpinang - Pilkada Bintan diprediksi hanya diikuti satu pasangan calon yang akan bertarung, arau akan berhadapan dengan kotak kosong. Jika hal ini terjadi, maka menjadi pertanda musibah dalam berdemokrasi dan gagalnya sistem rekrutmen partai yang ada di Bintan.

Hal itu disampikan Dosen Ilmu Hukum UMRAH Kepri Suryadi kepada BATAMTODAY.COM di Tanjungpinang, Minggu (6/9/2020).

"Kalau memang pilkada di Bintan akan dilaksanakan dengan calon tunggal, itu adalah musibah demokrasi dan persendian buruk dalam menata demokrasi serta kegagalan partai dalam melakukan sistem rekrutmen kader politiknya," kata Suryadi.

Menurut dia, mestinya masyarakat diberi pilihan untuk menentukan siapa calon pemimpin mereka yang memiliki kompentensi, integritas dan nilai-nilai kepemimpinan, semuanya harus baik di dalam hati masyarakat.

Tetapi jika hanya ada satu pasangan calon yang maju, maka menimbulkan apatisme di tengah masyarakat karena masyarakat tidak diberikan pilihan calon lainnya. Hal ini tentu saja menjadi preseden buruk dalam pesta demokrasi.

Suryadi menilai hal ini sebagai sebuah kegagalan sistem rekrutmen oleh partai yang ada di Bintan karena tidak memliki sistem rekrutmen kader yang tepat dan baik.

"Mereka seperti kehilangan arah untuk memajukan kan calon terbaik merek dimana partai politik tidak memiliki figur secara internal untuk ditawarkan kepada masyarakat," katanya.

Ia menilai partai politik bersifat pragmatis dalam 'menjual' figur yang bisa dijual atau ditawarkan kepada masyarakat, sehingga akhirnya mereka lebih memilih sikap pragmatis jalan pendek bagaimana untuk menentukan pilihan atau tawaran kepada masyarakat.

"Makanya kontestasi yang sehat dan yang fair itu akan terwujud ketika memang ada pilihan kepada masyarakat untuk menentukan pilihannya dalam kontestasi pilkada," katanya.

Tanpa calon lebih dar satu, akan menjadikan masyarakat apatis karena tidak ada pilihan bagi masyarakat, karena apatis ini membuat masyarakat memilih kotak kosong.

"Dimana logika berfikir demokrasi adalah kotak kosong akan bertarung dengan calon pasangan kepala daerah dan itu aneh dan sepertinya kita seperti bodoh ada pilihan pasangan yang punya otak dengan pasangan yang punya kotak saja dan itulah logika berfikir yang aneh," katanya.

Terkait dengan dibolehkan masyarakat melakukan kampanye untuk memilih kotak kosong, menurutnya, masyarakat syah-syah saja melakukan kampanye untuk kotak kosong.

"Itu syah-syah saja , karena pilihan yang dihadirkan oleh penyelengara pemilu kepada masyarakat itu adalah kotak kosong, tidak ada salahnya tim sukses kotak kosong untuk mengajak kampnye memilih kotak kosong. Itu tidak boleh dilarang karena sudah dijadikan seperti itu dan syah-syah and wajar-wajar saja," tandasnya.

Editor: Surya