Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Repotnya Pola Belajar Daring, Bisa Bikin Orangtua Stres
Oleh : Harjo
Senin | 27-07-2020 | 12:36 WIB
classroom11.jpg Honda-Batam
Ilustrasi ruang belajar online Classroom. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Pandemi Covid 19 tidah hanya menggerogoti kesehatan dan sektor ekonomi masyarakat, tapi juga sektor pendidikan anak. Para orang tua sangat direpotkan pola pendidikan daring yang diterapkan di masa pandemi Covid-19 ini. Bahkan bisa membuat anak dan orang stres. Terutama bagi keluarga kurang mampu dan tak paham teknologi.

Salah seorang wali murid di Serikuala Lobam, Kabupaten Bintan, M Dragon, mengeluhkan pola bejar mengajar dengan sistem online atau daring saat ini.

Karena menurutnya, sistem belajar dengan pola tatap muka atau pada kondisi normal, hasilnya belum tentu maksimal. Apalagi, dengan situasi saat ini, terutama bagi keluarga yang kurang mampu.

"Bayangkan saja, kalau orang tua memilik anak yang sekolah di SD dan SMP, sementara handpone hanya ada satu. Jelas sangat repot hanya mengurus sekolah anaknya, belum lagi bicara kuota dan orangtua yang kurang paham teknologi," keluh Dragon kepada BATAMTODAY.COM, Senin (27/7/2020).

Ditambahkan, dengan belajar online, yang paling sibuk adalah apabila orangtua memiliki anak yang masih di tingkat SD, jelas yang sekolah bukan anaknya saja. Melainkan orangtua harus ikut sekolah, termasuk menjemput dan mengantar bahan atau materi sekolah anaknya.

"Kita berharap, agar pihak sekolah, guru, harus memahami kondisi yang ada khususnya bagi anak yang masih sekolah di tingkat SD. Karena selain orangtua memikirkan kerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga harus mendampingi anak sekolah," terangnya.

Intinya saat ini, selain orangtua harus menyiapkan fasilitas seperti handphone, juga harus menbagi waktu mendampingi anak selama belajar daring. Kalau ini berlangsung lama, maka bukan tidak mungkin anak atau pekerjaan orangtua yang jadi korbannya.

"Kita berharap kebijakan dari pemerintah, sekolah dan guru. Artinya anak tetap wajib mendapatkan pendidikan dan orangtua jangan sampai kehilangan pekerjaan atau mata pencaharian," harapnya.

Editor: Yudha