Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Buruh Permanen Mogok, Outsourcing Terlunta-lunta
Oleh : Gokli/Dodo
Sabtu | 19-05-2012 | 16:09 WIB
mogok-varta-5.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Buruh PT Varta yang melakukan aksi mogok mendirikan tenda di depan perusahaan

BATAM, batamtoday -- Sudah satu bulan lebih permasalahan buruh PT Varta Micro Batteray dengan pihak manajemen belum ada kejelasan. Sehingga, buruh permanen melakukan aksi mogok kerja yang direncanakan berlangsung dua bulan, sementara buruh outsourcing PT Raja Labora Panbil (RLP) masih terlunta-lunta.

Linda, koordinator buruh outsourcing saat ditemui batamtoday di gedung lama PT Varta, Lot 23 Batamindo, mengatakan, sampai saat ini nasib mereka belum jelas atau bisa dikatakan bak di ujung tanduk.

"Belum jelas juga mas, kita tunggu aja janji Disnaker akan pertemukan kami dengan pihak PT RLP," katanya, Sabtu (19/5/2012) siang.

Menurut Linda, aksi mogok kerja buruh permanen tersebut disebabkan manajemen PT Varta yang tak bisa memilah kasus. Sehingga, permasalahan buruh outsourcing dengan PT RLP dan manajemen PT Varta berimbas ke buruh permanen.

"Wajar kan mas, kalau merasa haknya tertindas pasti akan melawan. Itu baru aksi mogok, gimana kalau sudah demo, mungkin akan lebih parah lagi," terang Linda.

Pantauan batamtoday di dua tempat gedung PT Varta, buruh permanen melakukan aksi mogok kerja di gedung baru Lot 310 Batamindo. Sementara, buruh outsourcing tetap bertahan di depan gedung lama Lot 23 Batamindo.

Beberapa buruh permanen yang melakukan aksi mogok merasa geram dengan sikap manajemen PT Varta yang terkesan cuek dan tak mau merespons keluhan buruh. Padahal tuntutan mereka masih wajar seperti meminta mempekerjakan kembali 13 buruh permanen yang di-PHK dan pencabutan SP1 dan SP2.

"Tuntutan kami masih hal-hal yang wajar, tapi kenapa tak ada respons dan terkesan cuek," kata Enda, seorang buruh permanen yang di-PHK saat dalam posisi cuti resmi.

Enda mengatakan, selain dua tuntutan utama tersebut, mereka juga meminta supaya outsourcing segera dihapus dan buruh PT RLP yang terlunta-lunta saat ini diangkat menjadi buruh PT Varta, dan masalah diskriminasi yang dilakukan pihak manajemen kepada buruh yang ikut serikat.

"Kita mau hal itu dipenuhi oleh manajemen PT Varta. Dan satu lagi masalah sikap anti-serikat manajemen terhadap beberapa buruh saat kerja," ujarnya.

Menurut Enda, PHK yang dilakukan oleh pihak manajemen PT Varta sama sekali tak berdasar dan membabi buta. Pasalnya, pada saat aksi demo ratusan buruh outsourcing dan buruh permanen di depan PT Varta lot 23 Batamindo, sama sekali tak dia ketahu lantaran berada di kampung dalam posisi cuti resmi dari perusahaan.

"Setelah saya pulang, tiba-tiba saya dapat surat PHK dari pihak manajemen tanpa alasan. Jelas saya tak bisa terima begitu juga dengan rekan-rekan saya satu kerja," ungkap Linda kesal.