Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wabup Ngesti Berharap Natuna Raih Top 45 Kompentensi Inovasi Pelayanan Terbaik
Oleh : Kalit
Selasa | 07-07-2020 | 14:04 WIB
adv-natuna-baru2.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Pemaparan inovasi pelayanan kesehatan dengan nama SI BERES. (Kalit)

BATAMTODAY.COM, Natuna - Wakil Bupati (Wabup) Natuna Ngesti Yuni Suprapti memaparkan inovasi pelayanan kesehatan dengan nama SI BERES (Siap Bersalin, Terima Bersih, Praktis dan Ringkas).

Didampingi Kepala Dinas Kesehatan, Rizal Rinaldy dan Kepala Puskesmas Ranai, Nazri, hal itu dipaparkan di hadapan Tim Independen Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik melalui Video Conference, Senin (6/7/2020) siang. Bertempat di Ruang Rapat Lantai II, Kantor Bupati Natuna, Bukit Arai.

Dalam sambutannya, Ngesti mengucapkan terima kasih atas keberhasilan Kabupaten Natuna yang saat ini berada dalam peringkat Top 99 dari 2.250 proposal kompetisi pelayanan public Puskesmas se-Indonesia.

Hasil akhir uji pemaparan materi dari program inovasi pelayanan yang dilakukan saat ini, diharapkan Kabupaten Natuna dapat meraih peringkat top 45 besar, dengan kontribusi mendapatkan dana intensif daerah dari pemerintah pusat.

"Sebagai daerah yang berada di wilayah kepulauan dan perbatasan negara, Natuna selalu menjadikan pelayanan dan peningkatan mutu kesehatan masyarakat sebagai salah satu prioritas utama pembangunan," sebut Ngesti.

Adapun latar belakang dirancangnya inovasi program Siberes ini adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat, terutama dalam menjaga kesehatan pribadi, keluarga maupun lingkungan.

Selain itu pemenuhan kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan juga masih rendah dan masih tingginya angka kematian ibu dan bayi. Meskipun, Pemerintah Kabupaten Natuna telah menerapkan jaminan kesehatan Tahun 2008 dan 2018 yang terintegrasi dalam BPJS kesehatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut diantaranya, stigma masyarakat tentang proses bersalin di puskesmas, klinik, rumah sakit, yaitu 'rasa takut' dengan pelayanan menggunakan alat kesehatan.

Kemudian tradisi turun temurun, bidan kampung masih menjadi pilihan masyarakat karena keyakinan dan kenyamanan. Pelayanan di puskesmas atau rumah sakit dirasakan kurang familiar dan kurang ramah, gender, dalam pengambilan keputusan tidak berpihak kepada ibu hamil.

Berangkat dari pemikiran di atas, kebijakan pemerintah dirasa harus diubah sesuai dengan tujuan menghilangkan semua faktor kendala di atas. Dengan demikian, diharapkan kondisi cakupan persalinan di fasiltas kesehatan akan meningkat dan tingkat kematian ibu dan bayi akan menurun.

Upaya yang dilakukan Kabupaten Natuna untuk mencapai target Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan indikator kesehatan kerja di bidang pelayanan kesehatan dirasa perlu ada terobosan baru, dengan berinovasi memberikan pelayanan yang bernama Si Beres dimaksud.

Adapun beberapa bentuk pelayanan dalam inovasi Si Beres tersebut diantaranya, antar jemput pakai ambulance, biaya persalinan gratis, layanan pasca melahirkan gratis, layanan KB pasca salin gratis, dokumen kependudukan langsung didapat dan jaminan kesehatan.

Adapun regulasi yang mendasari kebijakan inovasi di atas, telah diatur melalui Peraturan Bupati No 11 Tahun 2017 tentang pelayanan kesehatan ibu dan bayi dan disosialisasikan pada Bulan Maret 2018, ditandai dengan dibukanya ruang bersalin 24 jam di Puskesmas Ranai, yang didukung Polindes atau Puskesmas Pembantu se-Kecamatan Bunguran Timur.

Setelah berjalannya inovasi Si Beres ini, terjadi perubahan positif yang signifikan, diantaranya dalam hal cakupan persalinan di fasilitas kesehatan meningkat sebesar 69,91% (2017), 95,19% (2018), dan 98,44% (2019).

Dampak lain dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI), menurun 1 orang (2017), 2018 dan 2019 tidak ada kasus, sedangkan angka kematian bayi 6 orang (2017), 5 orang (2018) dan 4 orang (2019).

Dengan adanya keberhasilan sebagaimana dapat dilihat dari beberapa indikator di atas, dirasa program inovasi ini harus terus dilanjutkan, walaupun nantinya terjadi pergantian jabatan baik di posisi Kepala Dinas Kesehatan.

Ngesti menegaskan, program ini harus terus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, diupayakan agar operasionalnya lebih praktis dan gratis untuk seluruh masyarakat, serta dukungan pemangku kepentingan.

Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Rizal Rinaldy, juga memaparkan inovasi pelayanan Si Beres ini sudah diterapkan di seluruh Puskesmas di Kabupaten Natuna dan bekerjasama dengan OPD dan instansi vertikal terkait.

Rizal menjelaskan, di Kabupaten Natuna terdapat 14 puskesmas, dengan rincian 6 puskesmas berada di Pulau Bunguran Besar dekat dengan Ibukota Kabupaten. Sedangkan 8 puskesmas tersebar di kecamatan yang berada di luar Pulau Bunguran Besar, dengan jarak tempuh kurang lebih 4 sampai 5 jam dengan menggunakan pompong (transportasi masyarakat tempatan).

Dalam operasional penanganan pelayanan kesehatan, apabila terdapat kasus yang tidak bisa ditangani di Puskesmas, maka akan segera dirujuk ke rumah sakit karena tim pelayanan kesehatan tidak mau mengambil resiko.

Editor: Chandra