Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Melalui Rembuk Bersama, Ngesti Minta OPD Satukan Persepsi Tekan Angka Stunting di Natuna
Oleh : Redaksi
Jumat | 05-06-2020 | 14:36 WIB
adv-natuna.jpg Honda-Batam
Foto bersama usai melaksanakan rembuk stunting Kabupaten Natuna tahun 2020. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Natuna - Stunting merupakan suatu kondisi dimana anak mengalami masalah kekurangan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yang meliputi tinggi badan maupun berat badan, dibandingkan anak normal lain seusianya.

Demikian disampaikan oleh Wakil Bupati (Wabup) Natuna, Ngesti Yuni Suprapti, saat memimpin rembuk bersama mengenai masalah kasus stunting di Kabupaten Natuna, tahun anggaran 2020, bersama para Camat, Kepala Desa dan Lurah serta para Kepala Puskesmas se Kabupaten Natuna.

Rapat tersebut berlangsung melalui sambungan virtual atau Video Conference, di Ruang Rapat Kantor Badan Penelitian dan Perencanaan Pembangunan Daerah (BP3D) Natuna, di Jalan Batu Sisir, Bukit Arai, Kecamatan Bunguran Timur, pada Rabu (03/06/2020) siang.

Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Natuna didampingi oleh Sekretaris Daerah Natuna, Wan Siswandi, bersama sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, serta dihadiri oleh Ketua Komisi I DPRD Natuna, Wan Arismunandar.

Dalam sambutannya Ngesti menyebutkan, bahwa Indonesia menempati urutan ke 2 terbesar kasus stunting diwilayah Asia Tenggara. Data menyebutkan, 43,8 persen jumlah usia anak di seluruh Indonesia mengalami masalah stunting.

"Sementara Natuna sendiri masuk kedalam 100 besar Kabupaten/Kota diseluruh Indonesia yang mengalami masalah stunting. Pada tahun 2018, jumlah anak yang mengalami stunting mencapai angka 20,05 persen, 2019 sebanyak 17,08 persen dan pada tahun 2020 ini, kembali menurun menjadi 13,51 persen," ujarnya.

Meski mengalami penurunan presentase angka stunting pada setiap tahunnya, namun Ngesti meminta kepada seluruh OPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Natuna, tetap bahu membahu, bekerja keras dan maksimal, hingga kasus stunting dapat ditekan ke angka terendah, bahkan nihil.

"Saat ini yang menjadi salah satu fokus Pemerintah Daerah adalah melakukan upaya pencegahan masalah Stunting, agar anak-anak di Kabupaten Natuna khususnya, dan Indonesia umumnya, dapat tumbuh secara optimal dan maksimal disertai kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar dan berinovasi serta berkompetisi ditingkat global," tambahnya.

Untuk itu, Ngesti mengharapkan dengan adanya acara rembuk stunting ini, kedepan dapat menyatukan persepsi dan komitmen semua OPD terkait serta mampu melakukan perencanaan koordinasi, evaluasi dan monitoring serta transportasi dan komunikasi dalam pencegahan dan penurunan masalah Stunting di Kabupaten Natuna.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Urai Damahnita, menyampaikan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Pada Tahun 2019 dari 76 desa/kelurahan yang ada, terdapat 32 desa/kelurahan yang berada diatas batasan WHO 2010 (20 persen), yang artinya prevelensi balita stunting cukup tinggi.

Untuk itu Kementerian Kesehatan dengan ini membuat program dalam upaya perbaikan gizi. Diantaranya pemantauan pertumbuhan dan perekonomian penyediaan air bersih dan sanitasi pendidikan gizi masyarakat, imunisasi, pengendalian penyakit malaria, HIV/AIDS, memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi serta gizi pada remaja, Jaminan Kesehatan Nasional, Jaminan Persalinan, Program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga, Nusantara Sehat yang melibatkan tenaga gizi dan tenaga promosi kesehatan serta tenaga kesehatan lingkungan.

Editor: Chandra