Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Begini Aturan Perayaan Idulfitri di Singapura dan Malaysia di Tengah Pandemi Covid-19
Oleh : Redaksi
Sabtu | 16-05-2020 | 08:52 WIB
tki-deportasi-202.jpg Honda-Batam
Puluhan TKI dipulangkan dari Malaysia akibat Pandemi Covid-19. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Dewan Agama Islam Singapura (Muis) pada Jumat (15/5/2020) mengatakan Hari Raya Idulfitri yang jatuh pada 24 Mei mendatang tidak akan disambut dengan perayaan atau kunjungan keluarga karena pandemi Covid-19.

Pada malam Hari Raya, masyarakat bisa melafalkan takbir di rumah masing-masing. Mufti (pemberi fatwa) dan beberapa guru agama akan memimpin takbir melalui YouTube Live di kanal SalamSG TV dan di laman Facebook Live Muis, serta masjid.

Mufti Nazirudin Mohd Nasir akan berpidato di hadapan masyarakat melalui SalamSG TV untuk memenuhi tugas keagamaannya selama Hari Raya di tengah Covid-19.

Dia akan bergabung dengan mantan Mufti Fatris Bakaram, Presiden Halimah Yacob akan menjadi tamu istimewa.

Lalu keesokan paginya, umat Islam akan merayakan ibadah salat Idulfitri di rumah masing-masing karena semua tempat ibadah, termasuk 70 masjid di Singapura, tetap ditutup.

Tahun ini, masyarakat dapat bergabung dalam takbir yang disiarkan langsung melalui stasiun radio Mediacorp Warna 94.2 FM atau mendengarkan secara daring melalui laman Facebook masjid lokal.

Setelah salat Idulfitri di rumah, Nazirudin akan memimpin khotbah Hari Raya yang akan disiarkan langsung melalui radio dan berbagai saluran daring seperti SalamSG TV.

Lebih dari 26.000 orang di Singapura telah terinfeksi virus corona, mayoritas dari mereka adalah pekerja asing yang tinggal di asrama.

"(Umat) Muslim harus mematuhi pembatasan nasional di pertemuan ruang publik dan pribadi, serta menahan diri untuk tidak bersilaturahmi ke rumah-rumah," kata Muis dalam siaran pers seperti dikutip dari Straits Times.

"Teknologi memungkinkan kita secara kreatif menggunakan alat telekonferensi dan aplikasi pesan seluler untuk memenuhi kewajiban agama kita. Bahkan (bisa) melakukan kunjungan Hari Raya 'virtual' kepada orang-orang yang kita cintai, untuk menjaga ikatan dan tradisi kita tetap hidup."

Menteri Urusan Islam, Masagos Zulkifli mengatakan dalam konferensi pers pada hari Jumat, pihak berwenang sedang mempertimbangkan apakah pembatasan kunjungan akan dilonggarkan setelah 1 Juni.

Dilansir dari Channel News Asia, masyarakat yang melanggar aturan tentang pembatasan pertemuan sosial akan didenda hingga S$ 10.000 dan enam bulan penjara.

Berbeda dengan Singapura, pemerintah Malaysia mengizinkan masyarakat untuk melakukan salat Idulfitri.

Pemerintah Malaysia mengatakan akan melonggarkan larangan salat di masjid mulai hari Jumat dan menjelang Hari Raya Idulfitri. Pelonggaran ini dilakukan bertahap karena dinilai telah dapat mengendalikan virus corona.

Berita ini menyusul pembukaan kembali banyak sektor bisnis di Malaysia pekan lalu.

Dilansir dari Bangkok Post, Menteri Urusan Agama, Zulkifli Mohamad Al-Bakri mengatakan kemungkinan salat Ied akan diselenggarakan di Kuala Lumpur dan dihadiri oleh jemaah dengan jumlah terbatas atau hanya 30 orang.

"Meskipun dalam Islam ibadah tidak hanya terbatas pada masjid dan surau, itu memiliki efek mendalam pada perkembangan spiritual umat Islam," katanya kepada wartawan pada hari Kamis (14/5/2020).

Langkah pelonggaran ini mengecualikan 12 negara bagian Malaysia yang tersisa, karena memiliki undang-undang sendiri tentang masalah agama. Tapi Zulkifli mengatakan, mereka bebas untuk mengambil tindakan serupa jika mereka menginginkannya.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha