Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BP Batam Lakukan Antisipasi Dampak Kekeringan pada Waduk
Oleh : Hendra Mahyudi
Kamis | 05-03-2020 | 13:42 WIB
binsar-bp-batam.jpg Honda-Batam
Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Binsar Tambunan. (Foto: Hendra Mahyudi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Akibat minimnya curah hujan di Pulau Batam, terutama bulan Januari dan Februari yang sejatinya masih musim hujan, hingga membuat beberapa waduk di Batam akan mengalami penurunan pasokan air. Kamis (05/03/2020).

Untuk itu, Badan Pengusahaan (BP) Batam akan melakukan evaluasi waduk. Demikian ungkap Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Binsar Tambunan, Kamis (5/3/2020).

"Hal ini menyebabkan elevasi dari waduk kita terutama Duriangkang itu menurun. Ini tentunya menjadi warning bagi kita masyarakat Batam. Jadi kami mengimbau, untuk kita melakukan beberapa gerakan mengantisipasi kondisi ini," papar Binsar Tambunan, saat Press Conference: Antisipasi Kekurangan Air Baku di Marketing Center BP Batam.

Seperti diketahui, kebutuhan air baku untuk rata-rata penduduk Batam jika dibagi dengan jumlah penduduknya yaktu sekitar 190 liter per-detik. Konsumsi ini sampaikan Binsar termasuk boros sehingga butuh beberapa kegiatan untuk mengantisipasi dampak yang tidak diinginkan.

"Jadi kita imbau untuk lebih berhemat untuk penggunaan air, sehingga pada kondisi curah hujan yang minim ini kita bisa mengirit penggunaan air baik itu di rumah-rumah. Usahakan tidak menyiram tanaman secara berlebihan, tidak mencuci mobil sering-sering sehingga penggunaan air bisa lebih dihemat," lanjutnya.

Selain itu, BP Batam juga turut mengajak masyarakat untuk melakukan doa istisqa, doa bersama meminta agar diturunkan hujan. "Kami mengimbau dari semua lapisan masyarakat, apakah itu dari pemerintah, sekolah-sekolah dan rumah ibadah untuk semuanya berdoa," terangnya.

Disampaikannya, Batam kemungkinan akan mempunyai potensi hujan pada April dan Mei. Harapanya semoga diberikan curah hujan yang cukup sehingga memungkinkan ketersediaan air dan supply yang diolah ATB dapat kembali lancar.

"Selain itu akan ada beberapa hal yang akan kita persiapkan untuk mengantisipasi krisis air ini secara lebih cepat (emergency response) seperti pemompaan dari Tembesi ke Mukakuning," tutupnya.

Editor: Dardani