Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gegara Virus Corona, Pria Singapura Ini Kena Bogem Mentah di Inggris
Oleh : Redaksi
Rabu | 04-03-2020 | 13:55 WIB
johanathan-mock-sing.jpg Honda-Batam
Warga Singapura Jonathan Mock yang dipukul di Inggris. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, London - Mewabahnya virus corona di China dan puluhan negara lain di dunia membuat waswas banyak pihak. Namun apa yang dialami seorang mahasiswa asal Singapura ini tampaknya sudah kelewatan batas. Dia mengalami serangan rasisme terkait dengan virus corona.

 

Mahasiswa Singapura itu bernama Jonathan Mock. Dia terkejut ketika diserang dan dihantam oleh sekelompok orang asing di London.

Jonathan sendiri adalah seorang mahasiswa hukum tahun terakhir yang berusia 23 tahun. Dia tengah mengenyam pendidikan di University College London.

Awal pekan ini dia mengalami kejadian tidak mengenakkan ketika berjalan di Oxford Street, dekat stasiun Tottenham Court Road London Underground sekitar pukul 21:15 malam. Saat itu dia berjalan melewati sekelompok pemuda yang sedang berkumpul.
Joathan berjalan seperti biasa, namun tiba-tiba salah seorang dari para pemuda itu berteriak "coronavirus".

Jonathan pun seketika berbalik dan menatap para pemuda tersebut. Ketika itu, salah satu pria dari sekelompok pemuda tersebut berteriak kepada Jonathan, "Jangan berani-berani menatapku!".

Tidak lama berselang, pria itu melayangkan bogem mentah ke wajah Jonathan sebanyak dua kali sebelum dihentikan oleh orang lain yang sedang melintas di jalan yang sama.
"Saya selalu merasa bahwa London adalah salah satu tempat paling terbuka dan kejadian ini tidak mengubah fakta bahwa kebanyakan orang baik, itu hanya beberapa (yang tidak)," kata Jonathan kepada The Straits Times, Rabu (3/3/2020).

"Tetapi bahkan dengan minoritas orang (yang terlibat dalam perilaku ini), itu adalah masalah yang sangat serius," sambungnya. Jonathan bercerita bahwa seorang pria itu berteriak, "Saya tidak ingin virus corona Anda di negara saya," sebelum meninju wajahnya untuk kedua kalinya.

Namun mereka berhasil melarikan diri sebelum polisi tiba di lokasi. Sementara itum Polisi Metropolitan di London mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki kasus penyerangan yang diwarnai isu rasial tersebut.

Meski begitu, belum ada penangkapan yang dilakukan sejauh ini. Jonathan pun membagikan kisahnya itu melalui unggahan di Facebook.

"Mengapa ada orang yang, hanya karena warna kulit mereka, dapat mengalami pelecehan, dalam bentuk apa pun, verbal atau fisik? Mengapa saya harus tetap diam ketika seseorang membuat komentar rasis terhadap saya," tulisnya.

"Rasisme bukanlah kebodohan, rasisme adalah kebencian. Rasis terus-menerus menemukan alasan untuk menguraikan kebencian mereka, dan dalam latar belakang coronavirus saat ini, mereka telah menemukan alasan lain," tambahnya.

Sumber: RMOL
Editor: Dardani