Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inventarisir Pelaku Reseller di Batam

Tanggapi Curhat Pedagang Online, Sudirman Saad Tak Ingin Batam Jadi Surga Produk Impor
Oleh : Nando Sirait
Senin | 27-01-2020 | 19:28 WIB
curhat-online-bp.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Seorang pedagang online saat menyampaikan argumennya kepada Deputi III BP Batam, dalam pertemuan yang berlangsung Senin (27/1/2020). (Foto: Nando Sirait)

BATAMTODAY.COM, Batam - Anggota III/Deputi Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi Badan Pengusahaan (BP) Batam, Sudirman Saad, mengaku pihaknya tidak menginginkan Batam menjadi surga bagi produk impor, terutama produk konsumsi.

Hal ini disampaikannya, setelah mendengar informasi 45 juta barang kiriman berasal dari Batam, di mana sebesar 77,7 persen produk impor konsumsi dikirim ke seluruh Indonesia.

"Tetapi saya tidak yakin 45 juta itu datang dari reseller kecil yang hari ini datang dan menyampaikan pengaduannya kepada kami (BP Batam)," ungkapnya setelah pertemuan di lantai 3 BP Batam, Senin (27/01/2020) paska pertemuan dengan sejumlah pedagang online.

Terkait keluhan tentang PMK nomor 199 tahun 2019, Sudirman mengatakan langkah yang akan diambil pihaknya pertama kali adalah menginventarisir seluruh reseller yang ada di Batam.

"Kita akan mendorong teman-teman reseller untuk membuat organisasi dari situ nantinya kita akan mendata siapa saja reseller yang memang benar-benar berniat hanya untuk mempertahankan hidup," tuturnya.

Di luar itu, menurut Sudirman, harusnya Batam tidak boleh dijadikan tempat perdagangan barang konsumsi. "Nah kalau sekarang ada yang menjadikan Batam sebagai tempat reseller itu tidak boleh. Prinsipnya barang untuk konsumsi hanya untuk kebutuhan lokal Batam, tidak untuk diperdagangkan kembali ke Indonesia," tegasnya.

Dengan adanya pertemuan ini, BP Batam mengungkapkan, hal ini juga merupakan salah satu upaya agar pihak BP Batam dapat melakukan inventarisir awal jumlah pedagang online dari Kota Batam.

"Momentum ini bisa kita manfaatkan, karena itu tadi Batam tidak dijadikan tempat perdagangan barang konsumsi, target kita justru untuk barang-barang industri bagaimana kawasan industri berkembang," tuturnya.

Sudirman menilai reseller ini memang menjadi penyangga perekonomian di Batam ketika industri melemah. "Maka reseller ini adalah semacam tempat penampungan sementara bagi mereka, tetapi jangan sampai ini menjadi sesuatu yang permanen dan kemudian membesar karena ini akan menyalahi rencana awal dibangunnya Kota Batam," tutupnya.

Editor: Gokli