Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pengembang Diminta Manfaatkan Perubahan Aturan Kepemilikan Properti
Oleh : Ocep
Jum'at | 20-04-2012 | 16:37 WIB

BATAM, batamtoday - DPP Realestat Indonesia (REI) meminta kepada para pengembang Anggota REI di Kepulauan Riau dan di Batam khususnya, memanfaatkan perubahan aturan kepemilikan property bagi warga asing.

Setyo Maharso, Ketua Umum DPP REI mengatakan, perubahan aturan kepemilikan property bagi warga asing melalui revisi PP 41/1996 akan memberikan kemudahan kepada para pengembang, terutama di Kota Batam.

“Kami berharap peluang-peluang ini bisa dikerjakan oleh Anggota REI Batam,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam pembukaan Rakerda DPD REI Khusus Batam, Jumat (20/4/2012).

Dijelaskannya, salah satu kemudahan penting dalam perubahan aturan itu nantinya adalah waktu kepemilikan property yang lebih lama bagi warga asing.

Dan diyakininya persoalan singkatnya waktu kepemilikan property bagi warga asing selama ini menjadi salah satu kendala besar bagi pengembang di Batam dalam memasarkan perumahan menengah ke atas mengingat banyaknya ekspatriat yang menetap dan bekerja di kota ini.

Karena itu, dengan adanya perubahan aturan tersebut, dia berharap para pengembang di Batam dapat memanfaatkannya dengan baik.

“Sehingga bisa mempekerjakan lebih besar lagi sektor tenaga kerja dan tentunya memberikan imbal balik kepada pemerintah kota/kabupaten untuk PAD,” sambungnya.

Lebih luas dia menuturkan, berdasarkan survei yang dilakukan REI dan Universitas Indonesia pada 2011 sumbangan industry property terhadap PDB negara sebesar 9,4 persen.

Angka itu dia nilai tergolong positif meskipun relatif masih kecil bila dibandingkan negara-negara lain yang sudah mencapai 20 persen.

Maka itu menurutnya industry property nasional, termasuk di Batam masih memiliki peluang besar untuk meningkatkan PDB negara.

“Pada waktu ekonomi terppuruk pada 98, yang pertama-tama terpuruk adalah sektor property. Tapi begitu 2000 sampai 2001, yang pertama bangkit adalah property,” sambungnya.

Fakta itu meyakinkannya bahwa banyak industri ikutan yang berada di belakang sektor property, dimana property menurutnya menjadi lokomotif bagi 175 industri lain.

“Pertumbuhan dan posisi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga sudah bagus, di mata dunia juga bagus, kemudian satu lagi adalah iklim yang kondusif, terutama di Batam,” katanya.