Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Erick Thohir Ungkap Hanya 15 BUMN Rajin Setor ke Negara
Oleh : Redaksi
Selasa | 03-12-2019 | 11:40 WIB
erick-thohir11.jpg Honda-Batam
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Foto: CNN Indonesia)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir membeberkan bahwa pendapatan pemerintah dari perusahaan pelat merah hanya bersumber dari 15 perseroan saja. Sebanyak 15 perusahaan itu menyumbang porsi 76 persen dari total pendapatan BUMN.

"Total profit yang dihasilkan perusahaan BUMN ialah Rp 210 triliun. Tapi 76 persen hanya berasal dari 15 perusahaan," ujar Erick Thohir saat ralat bersama Komisi VI DPR, Senin (2/12/2019).

Padahal, saat ini terdapat 142 perusahaan pelat merah. Adapun menurut Erick Thohir, 15 perseroan penyumpang profit itu didominasi oleh perusahaan yang bergerak di sektor telekomunikasi, perbankan serta minyak dan gas.

Erick Thohir mengatakan temuan ini mesti diantisipasi ke depan. Sebab, selain jumlah perseroan yang menghasilkan untung terlampau minim, nasib jangka panjang dari sektor perusahaan pelat merah yang tercatat profit dipertanyakan.

"Misalnya industri perbankan. Enggak tahu nasibnya 10-15 tahun mendatang karena sekarang berkembang e-payment," ujarnya.

Erick Thohir memastikan kementeriannya segera menyusun strategi jangka panjang untuk mengantisipasi persoalan ini. Ia pun menyebut telah menyisir beberapa potensi yang membuat perseroan buntung, seperti adanya anak-anak usaha yang terlalu gemuk.

Guna merembuk masalah-masalah keuangan perseroan pelat merah, Erick Thohir telah mengajak bertemu direktur utama dan komisaris utama dari 30 perusahaan BUMN baru-baru ini. Ia menyatakan sudah melakukan preview awal dan menggencarkan upaya sinkronisasi guna memetakan persoalan yang didera.

"Nanti preview akan kami lakukan sebulan sekali," ujarnya.

Bekas Ketua Tim Kampanye Nasional kubu Joko Widodo ini berharap perusahaan BUMN mampu menjadi lokomotif pembangunan. Sebab, BUMN saat ini merupakan salah satu penggerak ekonomi terbesar bagi negara.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha