Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasino Digerebek, Penghuni Apartemen Robinson 'Bodo Amat'
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 11-10-2019 | 09:28 WIB
kasino1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Penggerebekan kasino di apartemen Robinson. (Istimewa/cnnindonesia)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Setelah penggerebekan rumah judi gelap Apartemen Robinson, tak ada yang aneh dari gedung yang berada di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara jika dilihat dari luar. Tak ada garis polisi atau penanda lain yang mencolok. Padahal, Minggu (6/10/2019) polisi meringkus lebih dari 100 orang dari lantai 29 apartemen tersebut terkait kelompok judi kasino yang dikenal dengan nama RBS 29.

Saat mengunjungi apartemen pada Kamis (10/10/2019), penghuni berkegiatan normal-sesekali menyambangi pos petugas keamanan sekadar meminta akses atau menanyakan paket kiriman. Sebagian lain, hilir mudik.

Bahkan kondisi kawasan ini cenderung sepi dibandingkan dengan apartemen lain seperti Green Pramuka atau Kalibata City.

Dua tower gedung apartemen memang terlihat menjulang dibanding bangunan lain di sekitarnya. Tapi kesan bangunan tua tak bisa ditampik. Apalagi, apartemen dikelilingi ruko yang juga terlihat usang-beberapa bagian bangunan terlihat rusak juga kaca bangunan yang kusam. Ruko di antaranya dipakai untuk kantor agen travel, jasa ekspedisi juga kantor pengacara.

Setengah hari berada di kawasan ini, sebagian besar penghuni yang ditemui enggan berkomentar mengenai 'kasino' di lantai 29. Sebagian lain terang-terangan menolak bicara dengan isyarat mengarahkan telapak tangan.

"Nanti urusannya malah panjang," kata seorang penghuni menolak meladeni pertanyaan sembari melanjutkan langkah.

Tapi Lu Chu (75), salah satu penghuni yang ditemui CNNIndonesia.com mengaku tak merasa terganggu dengan praktik judi tersebut. Sekalipun ia sebelumnya juga tak tahu ada perjudian di apartemen yang dihuninya setahun belakangan ini.

"Kalau sudah lama mungkin terganggu, keluar masuk lift kan kacau. Ini kan baru tiga hari, jadi belum berasa. Kalau sudah lama sih, boleh jadi ada yang protes-protes. Tapi ini enggak," ungkap Lu Chu sembari makan siang di kantin Apartemen Robinson.

Saat penggerebekan berlangsung, Lu Chu baru saja sampai di unit apartemennya. Ia hanya mendengar kabar penangkapan polisi itu dari bisik-bisik penghuni lain.

"Di bawah itu ramai banget, ya orang-orang bicara. Tapi saya males. Biarlah. Pas lihat di televisi, kasihan ya. Yang tertangkap banyak ncek-ncek tua-tua," sambung dia.

Setelah kejadian itu pun, menurut Lu Chu tak ada perubahan di gedung. Hanya saja yang tak biasa, ia melihat beberapa wartawan dan kamera.

Pengelola pun kata dia tak mengeluarkan imbauan apa-apa.

"Biasa saja itu, kayak nggak ada kejadian. Nggak ada gangguan atau perubahan. Ini biasa saja semua, nggak ada heboh-heboh," aku Lu Chu.

"Tapi lucu saja, tempat begini berani ada kasino. Di kota," sambung dia lagi.

Orang Luar Masuk dengan Mudah

Senada, seorang petugas yang menolak disebutkan namanya mengaku tak diberi informasi mengenai kegiatan di lantai 29 Apartemen Robinson.

"Tidak tahu ada aktivitas itu. Tahunya pas kejadian ada polisi. Kami kan juga nggak dikasih tahu ruangan itu sebagai apa. Hanya menjaga saja," ungkap petugas yang berkali tampak menyapa para penghuni yang ia kenal saat melintas.

"Kami juga nggak bisa kontrol yang masuk (ke apartemen) karena pintunya banyak. Yang samping ini, enggak perlu pakai akses," tutur dia lagi.

Pintu yang ia maksud adalah akses dari samping gedung, yang bersisian dengan kantin. Orang di luar penghuni memang bisa dengan mudah masuk melalui pintu ini, sekalipun tanpa memiliki kartu akses gedung.

Selain pintu samping, ada pula akses 'mudah' melalui basement parkiran yang langsung tersambung dengan lift menuju ke lantai-lantai di apartemen.

Berbeda dengan Lu Chu, petugas yang bekerja di Apartemen Robinson ini merasa terganggu dengan kasus ini.

"Kalau secara pribadi terganggu, tapi ya bagaimana tugasnya kan di sini," kata dia pasrah.

Yang juga sama ia utarakan adalah perihal ketiadaan instruksi khusus dari pengelola Apartemen Robinson ke para petugas.

"Tidak ada perintah apa-apa, biasa saja tuh. Kami tetap bertugas, bercanda-bercanda aja," lanjut dia lagi.

Petugas ini juga menyatakan belum ada komplain dari penghuni lain.

Respons serupa ditunjukkan Lu Chu. Ia menganggap kejadian penangkapan itu bukan hal yang perlu ditanggapi berlebihan.

"Enggak ada merasa image buruk. Ini biasa saja. Orang dia katanya baru buka, sial juga. Orang bilang, belum dapat duit tapi sudah kena," tutur dia.

Senada, penghuni lain yang menolak namanya disebut justru tak acuh. Ia memilih tak ambil pusing seraya tetap berkegiatan seperti biasa.

"Saya sih nggak merasa terganggu atau apa ya, nggak tahu juga [aktivitas kasino itu] soalnya. Cuek aja. Tahunya dari ramai-ramai [penghuni] di sini, malah nggak nonton berita," kata perempuan usia 30an tahun yang sudah tinggal sejak 2012 tersebut.

Sejauh ini di lokasi tidak mendapati pengelola selama berkunjung di Apartemen Robinson. Informasi mengenai keberadaan pengelola dan waktu berkantor pun tak didapat dari petugas keamanan yang berjaga.

"Belum datang, tidak ada sih. Tidak ke sini," kata petugas keamanan di lobby apartemen. Tapi ia juga enggan menyebut siapa nama pengelola atau perwakilan apartemen yang bisa dihubungi.

Bahkan dalam selebaran pengumuman di gedung ini pun jejak penanggung jawab gedung atau pengelola tak ditemukan. Hanya ada tulisan "Badan Pengelola Apartemen Robinson" di setiap pengumuman atau imbauan.

Identita jelas yang tertera justru Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun Apartemen Robinsin, dengan Joni Putra sebagai ketua dan Yudi Rishnandi sebagai sekretaris. Selama CNNIndonesia.com berada di lokasi, beberapa petugas berompi polisi seliweran di lobby menuju lift yang bisa mengantarkan pengunjung ke lantai 29.

Sumber: CnnIndonesia.com
Editor: Chandra