Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hatiku Berkecamuk Sedih Melihat Ibu dalam Penjara, Sementara Dia Tertawa Lebar
Oleh : Hadli
Selasa | 10-09-2019 | 18:28 WIB
wanita-dipenjara-ilustrasi1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY COM, Batam - Hatiku merintih perih dan berkecamuk menatapnya. Air mata pun tak dapat terbendung mengalir. Terasa hampa seluruhnya, mengingat ketulusannya membelaku. Ia adalah ibu yang mengandung selama 9 bulan, melahirkan, dan merawatku hingga usiaku 33 tahun.

Saat itu tepat tanggl 1 Juli 2019. Aku tidak lagi bisa berpikir. Otakku seketika buntu mendapati informasi bahwa ada beberapa orang anggota polisi mendatangi rumah kami. Tujuan mereka untuk menjemput ibuku.

Awalnya ibu tidak mau mengabariku, karena sebelum berangkat kerja aku memberitahukan akan ada rapat di tempat aku bekerja. Namun, karena beberapa kali ibu tidak berhasil menghubungi ayah, ia pun memutuskan untuk menghubungiku.

Bak disambar petir, mendengar kabar yang disampaikan ibu kepadaku. Mereka yang menjemput ibu di rumah, Tiban I, Kelurahan Patam Lestari, Kecamatan Sekupang, dari Polsek Sekupang. Ibu meminta izin agar dapat diantar ayah atau aku. Namun ketika aku berhasil menghubungi ayah, ayah mengatakan sudah mendapat informasi dari ibu dan posisinya sudah di kantor polisi mendampingi ibu.

Dari kantor aku meminta izin untuk ke kantor polisi. Dalam perjalanan aku tidak tau lagi harus kepada siapa mengadukan derita keluargaku. Aku terus melaju dengan kendaraanku, dalam benak ini cuma satu, ada di samping ibu.

Ibu saya benama MS berumur 58 tahun, sedangkan aku AP 33 tahun. Ia dilaporkan dalam kasus penganiayaan. Perbuatannya kala itu tanpa disengaja, ia terlebih dahulu ditampar seorang perempuan, Nc, hanya karena menegurnya setelah dari subuh mengintai rumah kami. Dari tamparan itu ibu membalas reflek. Balasan itulah yang menjadi senjata Nc memenjarakan ibuku.

Selama tiga hari berturut-turut aku menemaninya di kantor polisi. Air mataku tak henti mengalir. Ibu juga berurai air mata ketika melihatku bersedih. "Ya allah, cobaan ini terlalu berat bagiku. Kuatkan keluargaku menghadapinya," begit AP dalam doanya.

Ibu memberikan semangat, agar aku tidak terlarut dari kesedihan, tetap tegar menghadapi segala rintangan. Akan tetapi ada satu permintaannya yang berat bagiku, ia melarang aku menjengkungnya. Beberapa hari hati ini lega. Ibu yang dipenjara dapat pulang ke rumah. Polisi mengabulkan penangguhan penahanan.

Awam bagiku dan sekeluarga tentang hukum. Seharuanya kami membuat laporan polisi terlebih dahulu, antas ancaman, serangan fisik dan lainya. Sebab selama ini hidupku tak tenang dibuat Nc. Di rumah, di kantor, bahkan di jalan pun dia selalu mengintai dan mengintimidasiku.

"Entah dari mana dia mendapat nomor telpon, ibu, ayah dan telpon rumah dan selalu menghubungi. Kemanapun aku pasti ada orangnya yang mengintai, dan memfoto," tutur AP kepada BATAMTODAY.COM, baru-baru ini. di bilangan Lubukbaja.

Proses mediasi antar keluarga telah berjalan. Namun Nc tetap saja melaporkan ibu. Bahkan, dia rutin mendatangi kantor polisi ketika ibu masih ditahan. Kini proses hukum tengah berjalan, ibu diserahkan ke Kejaksaan Negeri Batam untuk segera mengikuti persidangan. Ibu ditahan di Rutan Anak di Baloi bersama perempuan lainnya.

Aku merasakan ada yang lain dari Nc. Tidak hanya di kantor polisi, kini ibu berada di Rutan juga sering ia datangi. Walau hanya duduk di depan gerbang. Tindakannya seakan matanya tidak mau lepas dari tatapan ibuku.

"Apakah dia menggunakan oknum untuk memfoto ibuku untuk memastikan bahwa ibu masih di dalam agar hatinya senang, seperti dilakukannya ketika ibu berada di Polsek Sekupang! Entahlah, aku juga tidak tau percis seperti apa dia dapat tertawa di atas kesensaraan ibu dan kami sekeluarga," ujar AP.

Editor: Yudha