Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tak Ada Anggaran Pembangunan Master Plan Drainase di APBD 2012
Oleh : Redaksi/Mg
Senin | 02-04-2012 | 17:04 WIB

BATAM, batamtoday - Pesatnya perkembangan pembangunan Kota Batam ternyata tak membuat kota ini lepas dari problematika banjir. Persoalan drainase hampir tiap tahun menjadi isu, uniknya hal itu tak membuat pemerintah memberikan perhatian khusus, terutama pada 2012 ini.

Bahkan untuk menghadapi persoalan klasik tersebut Pemerintah Kota Batam mengaku tidak memiliki master plan dan anggaran pembangunan Drainase di 2012 ini.

Hal ini diketahui dari keterangan Kepala Dinas Tata Kota, Guntoyono saat memberikan pemaparannya dalam diskusi Batam Bicara yang diselenggarakan Batam Bisa Production, Sabtu(31/3/2012) 

Tahun ini, di APBD 2012 Pemko Batam hanya menganggarkan dana Rp 3.670.581.500 untuk dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Rp 907.189.000 di Dinas Tata Kota, dari Rp 1.4 triliun dana APBD yang dialokasikan keseluruhannya hanya terserap Rp 4,5 miliar.

"Di tahun 2012 ini, kami tidak ada anggaran untuk pembangunan drainase sebagian besar kawasan banjir. Hanya saja memalui dana itu, dialokasikan dana sebanyak Rp 212.000.000 khusus untuk pembangunan drainase di SMPN 28 dan pembangunan Drainase Kampung tuah Belian," ujar Gintoyono meneragkan.

Ironisnya, SMPN 28 yang terletak di Taman Raya, merupakan lahan hibah dari pihak Daveloper yang mendapatkan lahan tersebut dari BP Kawasan. Posisi lahan yang berlembah tetap dibangun oleh Pemerintah kota Batam tanpa memikirkan dampak karena merupakan lahan berbukitan dikelilingi perumahan dari sejumlah Developer.

Dijelaskan kembali Oleh Gintoyono, bahwa dari alokasi anggaran Rp 212.000.000 itu, untuk pembangunan drainase SMPN 28 hanya berkisar Rp 112.000.000 saja, sedangkan sisanya Rp 100.000.000 untuk Kampung Belian.

Sementara itu, persoalan banjir yang kerap mejadi keresahan warga, Batam Bisa Procton menghadirkan dua sumber yang menjadi korban banjir, yakni Isel Sarianto salah satu guru di SMPN 28 dan Aripin warga Taman Raya yang telah delapan tahun menghadapi banjir saat hujan datang.

Dijelaskan Isel, ketika hujan deras berlangsung satu jam saja, lokasi di tempatnya mengajar sudah tergenang air setinggi setengah lutut, sehingga pihaknya menghentikan kegiatan belajar. 

"Satu jam hujan membawa sensara, dan telah berlangsung tiga tahun," ungkapnya.

Demikian juga Aripin yang mengaku ketika hujan datang, wilayah dirumahnya sudah tergenang air, baik itu terjadi pagi, siang dan malam hari. padahal, tambahnya, hujan hanya turun 30 menit rumahnya sudah tergenang air curahan hujan setinggi 50 centi meter.

"Kadang watu istirahat malam kami harus mengurusi banjir. Telah delapan tahun berlalu, namun sampai dengan saat ini tidak ada juga solusi yang diberikan. bahkan hal ini telah di bawa hiring di DPRD Kota Batam," ujarnya.

Selain sumber ini juga hadir berbagai sumber dari berbagai kalangan untuk membahaas mencari solusi menghadapi banjir ke depan. Diantaranya adalah, Alfan Suheri PJS ketua Kadin Batam, Senator DPD RI asal Kepri Hardi Hood, Ketua Rei Kota Batam Jaya Ruslin, Kepala Bagian Fisik Bapeko Batam R Azman, Direktur Perencanaan BP Kawasan Istono, Yumasnur Kadis PU Batam, Ketua Komisi III DPRD Kota Batam, Yunus, anggota komisi III Irwansyah serta berbagai kalangan Badan Eksekutif Mahasiswa Batam yang berlansung di lantai III, Hotel Nagoya Plaza, Sabtu malam.