Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerataan Sekolah Belum Berjalan, Kegiatan Belajar Mengajar di Batam Belum Sepenuhnya Kondusif
Oleh : Hendra
Kamis | 25-07-2019 | 13:40 WIB
belajar_mengajar_batam.jpg Honda-Batam
Proses belajar mengajar siswa SMPN-9 yang dilakukan sementara di aula sekolah (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Permasalahan pendidikan memang tak ada habisnya, acap kali setiap peraturan baru dibuat menyisakan banyak persoalan. Seperti proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) melalui sistim Zonasi, karena tidak ditunjang oleh pemerataan fasilitas pendidikan, hal ini pun menciptakan ruang permasalahan.

Pada periode ini, di Kota Batam sendiri persoalan pendidikan ini menjadikan Peraturan Walikota (Perwako) Batam sebagai regulasi baru dalam acuan jumlah siswa di PPDB, sehingga setiap sekolah bisa menampung 40 siswa dalam satu kelas meski daya tampung hanya 36 siswa.

Hal ini disebabkan belum adanya pemerataan sekolah antar kelurahan se-Kota Batam.

Seperti yang terjadi di SMPN 9, Kelurahan Sagulung Kota, Kecamatan Sagulug. Pihak sekolah mengatakan kegiatan belajar mengajar memang telah dilaksanakan, meski belum berjalan kondusif sebab kelas yang cenderung sesak melebihi daya tampung.

"Awalnya kita masih mengacu pada Permendikbud no 51 tahun 2018 yakni setiap kelas diisi 36 siswa. Namun, setelah kebijakan dan perundingan agar siswa di zonasi ini tertampung semua, maka aturan yang dipakai adalah Perwako, satu lokal diisi 40 siswa," ungkap Eny Murtiastuti, Kepala Sekolah SMPN 9 Sagulung, Rabu (24/7/2019) kemarin.

Seperti yang diungkapkannya, proses belajar mengajar telah memasuki minggu ke-dua. Di mana rata-rata siswa kelas VII diisi 40 orang dari total 440 siswa, terdiri dari 11 rombongan belajar/kelas.

"Tentu ada kesulitan tersendiri bagi guru untuk mengajar siswa dengan jumlah segitu," lanjutnya.

Eny menjelaskan, sebelumnya pada PPDB tahap pertama, total siswa yang ditampung oleh SMP Negeri 9 adalah 324 siswa, yang dibagi dalam 9 rombel.
Hanya saja setelah kebijakan dari Walikota dan Dinas Pendidikan, maka penambahan siswa menjadi 440 siswa, dengan rata-rata 40 orang dalam setiap kelas.

"Dan otomatis kelas juga bertambah menjadi 11 kelas (penambahan kelas yang masih tahap renovasi)," jelasnya.

Meski begitu, pihak sekolah tidak ingin berlarut-larut dalam persoalan ini, Eny mengatakan mereka mencari solusi sementara agar kondisi belajar mengajar bisa lebih efektif.

Kelas VIII dan IX proses belajar mengajarnya untuk sementara mereka efektifkan di lab komputer dan gedung serba guna. Dikarenakan kondisi beberapa bangunan sekolah dalam tahap renovasi kelas hingga Desember mendatang.

Lanjutnya, untuk mensiasati agar nilai peserta didiknya tidak menurun. SMP Negeri 9 menerapkan sistim ekstra kulikuler pengembangan diri dan kelompok belajar untuk siswa dari jalur prestasi dan umum.

"Pengembagan diri melalui ekstrakulikuler dan kelompok belajar sudah menjadi langkah dari pihak sekolah untuk meningkatkan prestasi siswa," terangnya kepada BATAMTODAY.COM.

Editor: Surya