Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Yuni, Penderita Lumpuh Layu Butuh Uluran Tangan
Oleh : Agus/Charles
Selasa | 27-03-2012 | 09:31 WIB
Yuni_si_penderita_lumpuh_layu_ditemani_sang_ibu_di_rumahnya.JPG Honda-Batam

Yuni, si penderita lumpuh layu bersamasang ibu di rumahnya

TANJUNGPINANG, batamtoday-Malang nian nasib yang dialami Yuni Sara, 14 tahun. Ia hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur kamar kos ibunya ukuranya 3 x 4 di Jalan Teluk Keriting, Gang Bintan II RT 01 RW 11 Kelurahan Teluk Keriting, Kecamatan Tanjungpinang Barat, akibat penyakit lumpuh layu yang dideritanya sejak tujuh tahun lalu.

Kenyataan pahit ini mulai dirasakan sang bocah ketika dirinya duduk di bangku kelas 1 SD, tujuh tahun lalu. Saat itu, ketika anak simata wayang dari Suryana ini pulang dari sekolah, Yuni mengalami panas tinggi, hingga badanya kejang-kejang seperti orang kesurupan.

Kendati Suryana sempat membawa Yuni ke puskesmas, namun pihak puskesmas meminta Yuni agar merujuk anak-nya ke RSUD Tanjungpinang. Dokter RSUD Tanjungpinang yang sempat melakukan perawatan terhadap Yuni, lagi-lagi meminta Suryana untuk merujuk anaknya ke rumah sakit di Jakarta.

Saat itu, Suryana hanya bisa pasrah dengan nasib putri semata wayangnya, karena latar belakang pekerjaan dirinya yang sebagai pemulung (pengumpul barang-barang bekas) dan suaminya hanya bekerja sebagai buruh bangunan, sangat tidak mungkin membiayai perobatan anaknya di Jakarta.

Dari pengakuan Suryana, Walikota Tanjungpianang pernah datang dan memberikan bantuan biaya perobatan sebesar Rp500 ribu, dan hanya cukup membiayai perawatan Yuni selama 1 bulan.  

"Memang walikota juga dulu, dah pernah datang dan memberikan bantuan pada kami Rp500 ribu. Tapi yang namanya uang segitu, hanya cukup memberikan perawatan Yuni dalam 1 bulan," ungkap Suryana.

Bagi Suryana dan suaminya, membawa anaknya berobat ke Jakarta bukan tak mengimpikan. Namun, ketidakmampuan ekonomi memaksa mereka pasrah melakukan pengobatan seadanya, berupa pengobatan alternatif dan obat-obatan dari dokter.

Suryana yang ditemui di rumah kosnya, berharap ada uluran tangan dari pemerintah untuk membiayai penyembuhan anaknya Yuni, dengan pengobatan medis melalui rujukan ke Jakarta, agar bocah yang mengaku bercita-cita ingin menjadi dokter ini dapat sembuh dan bersekolah sebagaimana taman-teman sebayanya.