Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kadin Kepri Usulkan Rempang dan Galang Jadi Kawasan Industri
Oleh : ocep
Sabtu | 24-03-2012 | 15:00 WIB

BATAM, batamtoday - Kadin Kepri mendesak Pemerintah untuk segera menyerahkan lahan baru untuk industri besar di Batam yang belum bisa dikelola oleh Pemerintah Daerah setempat.

Saat ini sama sekali tidak tersedia lahan di Pulau Batam yang memiliki luas diatas 100 hektar untuk industri besar karena lahan yang tersedia sekarang hanya di bawah 50 hektar.

Johannes Kennedy, Ketua Kadin Kepri mengatakan BP Batam harus bisa mendapatkan pengelolaan lahan di Pulau Rempang dan Pulau Galang sebagai salah satu cara menarik investasi asing bidang industri besar ke Batam.

"Pemerintah punya lahan di Rempang Galang yang bisa digunakan untuk industri besar. BP Batam harus dengan serius memperoleh lahan itu dan dikelola untuk menampung industri besar," ujarnya, Sabtu (24/3/2012).

Ia mendesak BP Batam untuk segera mendapatkan hak pengelolaan lahan di Rempang dan Galang agar bisa mendirikan kawasan industri untuk menyelesaikan masalah keterbatasan lahan industri di Batam yang belakangan mempengaruhi investasi di Batam.

"Kalau industri harus mencari lahan sendiri, itu akan menjadi high cost, padahal industri tidak boleh high cost. Kalau dia high cost, diat tidak akan datang lagi ke tempat kita, dia akan lari ke tempat lain," jelasnya.

Kadin Kepri, kata dia, menilai campur tangan pemerintah pusat dalam penyediaan lahan merupakan peranan yang penting untuk menarik investasi industri besar.

Namun selama ini campur tangan pemerintah masih dalam porsi yang kecil, padahal pemerintah juga harus berkomitmen kuat untuk menarik para investor.

Kadin Kepri, lanjutnya juga berpandangan bahwa sebenarnya Batam bisa menarik investasi industri besar dari Thailand yang berniat merelokasi ke Batam, namun terkendala ketersediaan lahan yang besar.

Johannes menggambarkan sejumlah industri ukuran besar dari relokasi industri di Thailand pernah berniat terlebih dahulu untuk ke Batam-Bintan Karimun.

"Ketika terjadi banjir di Thailand tahun lalu, banyak yang ingin relokasi di BBK, tapi kita tidak bisa menyediakan lahan, mereka butruh lahan yang besar sekitar 60 hektar, 100 hektar dan 200 hektar, tapi akhirnya mereka masuk ke Surya Cipta di Cikarang dan kawasan Jababeka," paparnya.