Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lagi, Pantai Trikora Tercemar Limbah Minyak
Oleh : Charles/Gus/M46
Kamis | 22-03-2012 | 15:39 WIB
trikora.jpg Honda-Batam

Haparan pantai yang dipenuhi limbah oil sludge. Foto:Batamtoday

TANJUNGPINANG, batamtoday - Untuk kesekian kalinya, laut Pantai Trikora Kabupten Bintan tercemar limbah minyak hitam yang diduga dibuang oleh kapal dan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Akibatnya, kawasan Pantai Trikora yang sebelumnya hijau dan berair jernih, saat ini berobah hitam pekat, bercampur oli bekas.

 

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bintan, Baini, mengatakan, akibat adanya pencemaran limbah minyak di laut dan sekitar pantai Trikora-Bintan ini, 300-lebih nelayan Bintan terancam kehilangan mata pencaharianya. Apalagi nelayan lokal masih tergolong nelayan tradisional dimana biasanya mereka hanya didukung dengan perahu dan peralatan sederhana.

“Kalau kita lihat saat ini, limbah pekat hampir tersebar sepanjang 1 mill dari bibir pantai, dan ditepi pantai terhampar oli bercampur aspal, ikan-pun sudah pasti tidak ada lagi,"ungkapnya.

Dikatakan Baini, pihaknya mendesak pemerintah Kabaupaten Bintan dan pihak-pihak terkait untuk memperhatikan kondisi ini. Kejadian pencemaran di Pantai Trikora tersebut bukanlah yang pertama kali, sehingga perlu kiranya dilakukan penanganan khusus.

"Kami sangat berharap, pemerintah dapat mengawasi pencemaran yang dilakukan kapal secara terselubung ini, demikiaan juga perusahaan-perusahaan kapal agar memiliki kepeduliaan terhadap lingkungan dan tidak membuang limbahnya sembarangan. Persoalan ini butuh attensi dari semua pihak, sehingga nelayan dan para wisatawan yang berkunjung ke Bintan dapat menikmati indah dan asrinya panorama laut di Bintan,"ujarnya. 

Sementara itu, Johan (30) salah seorang nelayan yang baisa melaut di sekitar Trikora mengatakan, kalau saat ini banyak nelayan menyandarkan perahunya di sekitaran dermaga jembatan Kawal. Sulitnya mendapat iklan membuat para nelayan lebih memilih beralih profesi sebagai kuli bangunan, bahkan menjadi pemulung.

“Kalaupun kami memaksa melaut, kami cuma dapat ikan mati, mau tidak mau, kami harus mencari pekerjaan lain, di darat,”keluhanya.

Tragisnya kendati kejadiaan ini sudah dikeluhkan nelayan sejak beberapa pekan sebelumnya, hingga saat ini Badan Lingkungan Hidup Bintan, tetap tidak ambil pusing, bahkan terkesan seolah tidak mengetahui adanya pencemaran di kawasan tersebut. 

BPLHD Bintan Masih Tunggu Hasil Penyelidikan

Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kabupaten Bintan hingga kini masih melakukan penyelidikan. Badan yang mengurusi lingkungan tersebut mengaku sudah mengantongi informasi dari masyarakat sejak beberapa pekan terakhir.

Kepala Bidang Pengaduan Masyarakat BPLHD, Karya, kepada wartawan, Kamis(22/3/2012) mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan sebelum melakukan tindakan apa yang tepat.

"Kita sudah terima laporan warga, saat ini kita sedang melakukan penyelidikan  serta olah TKP sesuai dengan laporan warga. Hal ini akan ditindaklanjuti dengan melakukan pengecheckan di lapangan bersama tim dari BPLHD, karena untuk menentukan benar tidaknya limbah serta jenisnya itu, kita harus mengecek ke lapangan,”ujarnya Karya.