Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Usus Buntu Pecah, Bima Butuh Bantuan Uang Berobat
Oleh : Roni Ginting/Dodo
Senin | 19-03-2012 | 16:54 WIB

BATAM, batamtoday - Bima Hendri Saputra, bocah yang masih berusia tujuh tahun hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur ruang ‎​Ruang Melati nomor 7 lantai dua Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB) Sekupang. Dia dirujuk dari Klinik Caris Medical karena usus buntunya pecah saat berobat di rumah sakit tersebut.

Awalnya, bocah pasangan dari Deddy Safeko dan Dyah yang tinggal di Perum Griya Batu Aji Asri Blok J1 no. 18, Sagulung mengeluh sakit di bagian perut. Selanjutnya dibawa ke RS Charis Medika untuk berobat. Setelah berobat pertama, sakit di perut tidak kunjung sembuh sehingga keluarga berinisiatif untuk mengurut bagian perut. 

"Setelah berobat pertama, Bima diurut karena dianggap masuk angin namun sakitnya tetap," kata Deddy kepada wartawan. 

Beberapa hari kemudian, Bima kembali dibawa berobat ke RS Charis Medika. Akan tetapi diagnosa dokter bahwa anaknya sakit parah, dimana usus buntunya telah pecah. Hal itu tentu saja membuat keluarga kaget bukan main. 

"Anak saya langsung dirujuk ke RSOB pada hari Kamis yang lalu. Keesokan harinya pada hari Jumat langsung dioperasi," terang pria yang kerja sebagai Vitter di ‎​PT Vista Trisada Nusantara, sebuah perusahaan galangan kapal di Tanjung Riau. 

Deddy sangat kesulitan untuk menutupi biaya berobat anaknya yang cukup besar. Padahal pihak Charis Medical hanya mau membayar biaya platform sebesar Rp2 juta. Selebihnya ditanggung oleh pasien sendiri. Padahal biaya yang dikeluarkan sangat besar mencapai Rp19 juta belum termasuk biaya obat-obatan yang dibeli. 

"Gaji saya basic tanpa lembur Rp1,2 juta. Bagaimana saya mau menutupi biaya sebesar itu," katanya.

Untuk itu, keluarga Deddy sangat berharap ada dermawan yang terketuk hatinya dan rela menyisihkan sebagain uang guna membantu biaya berobat anaknya. 

"Kami sanga mengharapkan ada bantuan untuk menambah biaya berobat anak kami. Bisa menghubungi ke nomor handphone ‎​081275341546," tuturnya. 

Setelah melakukan wawancara, pihak RSOB melarang wartawan untuk mengambil foto pasien dengan alasan belum mendapatkan izin dari pihak rumah sakit.