Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nasib Korban Banjir Ruli Pandan Aran, Berbuka Puasa dari Bantuan Warga Sekitar
Oleh : Hendra
Minggu | 12-05-2019 | 19:32 WIB
buka_puasa_ruli_pandan_aran.jpg Honda-Batam
Buka puasa warga Ruli Pandan Aran (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Air yang meluap sejak tanggal 26 April lalu di kawasan Ruli Tembesi Pandan Aran, Kelurahan Kibing, membuat drainase utama tersendat. Hal ini dikarenaan proyek akses jalan yang dibangun oleh salah satu pihak developer swasta untuk kepentingan kapital mereka berakhir dengan memakan korban 13 unit rumah warga.

Dahulunya, sebelum akses jalan itu dibuka. Warga Ruli Tembesi Pandan Aran hidup tenang meski mayoritas berada di bawah garis kemiskinan. Bagi mereka keteman dan kenyaman hal yang penting di tengah tekanan hidup yang semakin pelik. Kesederhaan telah mendarah daging tanpa menafikkan semangat untuk terus berusaha mengubah alur kehidupan.

Namun sekarang semua itu sirna. Sebelum Ramadan menyapa, hujan deras datang sejak tanggal 26 April silam, meluapkan air hingga membuat rumah mereka tergenang. Seketika memasuki Ramadan, sukacita itu masih ada mereka kumpulkan, meski kenyataan hidup kini berbeda.

"Selama puasa kami berbuka berkat bantuan tangan warga dan pihak swasta. Kemarin ada bantuan dari pihak perusahaan swasta, dari masjid, dan juga dari warga," ujar Mulyono (59) saat diwawancara BATAMTODAY.COM, Sabtu (11/05/2019) sore.

Sementara itu Mulyono mengatakan, kalau untuk dari instansi pemerintahan belum ada memberikan bantuan untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari, selain tenda darurat yang dipinjamkan oleh Dinas Sosial kota Batam saat kejadian tanggal 26 April silam.

"Sekarang kita 13 orang hidup di tenda. Makan dan berbuka puasa bersama-sama atas bantuan dari warga dan pihak swasta," ujar salah seorang ibu dari warga yang menjadi korban.

Mereka katakan, tak banyak yang mereka harapkan dari pemerintah. Mereka hanya meminta drainase itu diperbaiki dan dilebarkan, jangan dijadikan pembiaran begitu saja, karena hal ini nyatanya telah mulai terjadi sejak tahun 2017 silam.

"Awal mulanya ya karena pembangunan akses jalan dari pihak PT Glory Point, Mas. Dan kita berakhir jadi seperti ini," terang Mulyono, sembari meminum segelas air untuk berbuka puasa.

Sore itu, saat hendak berbuka puasa, di tengah kenyataan pahit yang mendera, warga Ruli Tembesi Pandan Aran tetap menunjukkan kebersamaan, berbagi makanan dan minum untuk berbuka puasa.

Lelah? Pasti mereka lelah, namun apa daya jika keringat dan peluh tidak keluar, nasi tidak akan pernah sampai ke mulut untuk mereka makan. Karena mereka juga bukan golongan kerah putih yang berbuka puasa bersama di atas meja bundar yang besar, apalagi menikmati amplop THR dari APBN. Beginilah nasib kaum-kaum kecil, yang tumbuh dari nyanyian semak belukar.

Editor: Surya