Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gonjang-ganjing di Universitas Karimun

Istri Rektor UK Diteror dan Difitnah
Oleh : Khoiruddin Nasution/Dodo
Kamis | 15-03-2012 | 12:12 WIB
Ponsel_Protolan.jpg Honda-Batam

Ilustrasi.

KARIMUN, batamtoday – Sejak Rektor Universitas Karimun (UK)  Abdul Latif melaporkan Fitra Cs ke Kepolisian Resor (Polres) Karimun, Rabu (29/2/2012) lalu, berbagai teror dan fitnah meluncur deras dari pihak yang tidak bertanggung-jawab, dialamatkan kepada istri Rektor, Sukisnawati.

Bahkan staf UK dengan terang-terangan, di salah satu media lokal memfitnah istri rektor tadi menggunakan dana yayasan dalam rangka kunjungan ke Malaka, Malaysia .

Kepada batamtoday, Rabu (14/3/2012) di ruang kerjanya Sukisnawati mengatakan teror dari orang yang tidak bertanggung-jawab serta fitnah yang dialamatkan kepadanya sudah sangat keterlaluan. Namun dirinya merasa sangat yakin, masyarakat Karimun memahami situasi yang sedang terjadi sekarang ini.

“Setelah Bapak (Abdul Latif-red.) melapor ke Polres, malam harinya saya mendapat telepon. Dia mengaku bernama Andi dan tinggal di Perumahan Canggai Putri. Saat itu, Andi mengancam keselamatan saya dan keluarga. Setelah itu HP-nya dimatikan sampai saat ini,” ungkapnya.

Penelepon gelap yang menggunakan nomor 0852 6437 3261 itu dengan nada geram meminta agar Rektor Abdul Latif mencabut laporannya dari Polres Karimun. Dan jika hal itu tidak dilakukan Rektor, maka keselamatan Rektor dan keluarga menjadi taruhannya.

“Meskipun ini serius, tapi saya tetap berdoa, semoga pelaku segera bertaubat dan menyesali perbuatannya. Dan atas izin Allah pula, sampai saat ini, Tuhan masih melindungi keluarga kami,” katanya. 

Tidak hanya itu, beberapa waktu yang lalu, staf UK Zawiyah dan  Balqis dengan congkaknya di depan kamera sebuah media lokal menunjukkan dua lembar tuntutan, yang dibumbuhi tandatangan 46 staf dari 48 staf  di kampus UK. 

Padahal, keesokan harinya sebanyak 18 staf  mengaku tidak pernah   membubuhkan tandatangan yang menyatakan mosi tidak percaya kepada Rektor UK Abdul Latif. 

“Para staf mengklarifikasi pemberitaan itu ke Bapak, bahwa mereka pernah membubuhkan tanda tangan. Tapi tujuannnya bukan untuk melakukan tuntutan, agar Rektor mundur dari Kampus UK. Namun untuk tujuan yang berbeda dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan itu,” terangnya.  

Namun mengenai fitnah yang dilontarkan Staf Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Zawiyah yang didampingi Sekretaris Rektor UK, Balqis pada saat itu mengatakan, biaya perjalanan bukan menggunakan anggaran pribadi, melainkan anggaran kampus, seperti perjalanan atau kunjungan ke Malaka, Malaysia adalah murni fitnah dan pencemaran terhadap nama baiknya. Sehingga hal itu menjadi konsumsi publik tanpa bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

“Sebaiknya berhati-hati kalau berbicara. Sebab itu akan menjadi bomerang bagi mereka sendiri. Saya yakin Zawiyah dan Balqis tidak tahu, bahwa biaya itu murni dari kantong pribadi saya. Bahkan dana yang diberikan Yayasan sebesar 10 juta itu harus saya tambahi, sebab dana itu masih jauh dari cukup,” ungkapnya.

Meski mendapat teror dan fitnah yang terus menderanya, tetap saja Sukisnawati menyerahkan segala sesuatunya kepada Sang Pencipta Alam Semesta ini, Allah SWT sembari mendoakan orang yang menzaliminya itu agar sadar dan bertaubat serta menyesali segala perbuatannya.       

“Allah tidak tidur dan Dia maha tahu atas segala sesuatu,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Karimun, Khasirul Fadli menilai bahwa tindakan staf UK merupakan salah intrik yang dilakukan pihak Yayasan Tujuh Juli agar Rektor UK mundur dari jabatannya. Sebab secara aturan, pergantian Rektor harus melalui mekanisme.

“Itu hanya intrik Yayasan saja, karena mereka sudah kehabisan akal,” celotehnya mengakhiri.