Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pijat: Antara Kesehatan, Layanan Sex dan HIV/AIDS
Oleh : Ali
Senin | 24-01-2011 | 16:10 WIB

Batam, batamtoday - Jasa pijat sudah sangat tua, sepanjang perjalanan sejarah peradaban manusia. Tidak ada sebuah komunitas bangsa di dunia ini yang di dalamnya tidak dikenal jasa pijat.

Para raja dan bangsawan pada masa lalu, memiliki tenaga-tenaga pemijat ahli yang dikumpulkan dari seluruh negeri. Hal itu pun masih berlangsung sampai kini, dan kaum The Have, juga memiliki pemijat tetap yang digaji per bulan, dan dibuat tinggal di dalam 'istana' mereka.

Pada masa kini, jasa pijat tidak saja dapat dinikmati para bangsawan dan kaum berkantong tebal, namun juga dapat dinikmati oleh siapa saja, dengan menjamurnya panti-panti pijat, dan dibayar dengan tarif tertentu, untuk sekali layanan pijat.

Menjamurnya panti pijat, termasuk di Indonesia, bukti bahwa pijat merupakan kebutuhan manusia untuk mendapatkan kesegaranya kembali. Namun sayangnya, praktek pijat yang banyak menjamur di kota-kota besar di Indonesia, tidak terkecuali di kota Batam, banyak yang menyimpang dari fungsinya, yaitu untuk kesehatan.

Pelayanan pija di panti-panti pijat, hampir selalu dibumbui dengan layanan sex. Bahkan ironisnya, hampir semua tenaga pemijat bukanlah ahli terapi, namun maaf, cuma penjaja sex, yang bertopeng sebagai tenaga pemijat.

Akhirnya yang didapat bukan kesegaran, tetapi malah semakin loyo. Dan lebih tragis lagi jika si PSK yang menyamar sebagai pemijat itu mengidap penyakit kelamin dan HIV/AIDS, maka tak pelak lagi, si tamu akan terjangkit penyakit yang mengerikan itu.

Padahal alasan manusia dipijat semata-mata adalah demi alasan kesehatan dan juga agar fresh, sehingga dapat kembali melakukan aktifitasnya secara maksimal.

Alasan Kesehatan


Berikut adalah beberapa alasan mengapa setiap orang perlu dipijat, yaitu:

1. Pijat secara signifikan dapat mempengaruhi sistem saraf perifer, meningkatkan rangsangan dan konduksi impuls saraf, melemahkan dan menghentikan rasa sakit dengan mempercepat proses regenerasi (pemulihan) saraf yang cedera, serta mencegah gangguan pembuluh darah dalam hal komunikasi dan suplai.

2. Pijat mempengaruhi jaringan tubuh untuk memperluas kapiler dan kapiler cadangan. Hal ini akan meningkatkan aliran darah ke jaringan dan organ, meingkatkan proses reduksi oksidasi, memfasilitasi jantung dan berkontribusi terhadap redistribusi darah dalam tubuh. Serta memberikan sedikit peningkatan jumlah trombosit, leukosit, eritrosit dan hemoglobin tanpa mengganggu keseimbangan asam-basa.

3. Pijat mempercepat aliran getah bening yang meningkatkan gizi jaringan, mengurangi stasis pada sendi serta organ dan jaringan lain.

4. Pijat memiliki efek fisiologis yang beragam terhadap kulit dan fungsinya, seperti membersihkan saluran keringat, kelenjar sebaceous, meningkatkan fungsi sekresi, ekskresi dan pernapasan kulit. Setelah dipijat kulit akan menjadi lebih kenyal seta meningkatkan pengaruhnya terhadap suhu (sensitifitasnya menurun terhadap suhu dingin).

5. Pijat bisa membuat otot menjadi fleksibel, meningkatkan fungsi kontraktil yang mempercepat keluarnya metabolit (hasil metabolisme). Hal ini tergantung dari seberapa kuat dan cepat pijat yang dilakukan.

6. Pijat membantu mengeluarkan cairan yang terdapat di dalam otot-otot dan memulihkan keadaan normalnya.

7. Piijat membantu memperbaiki sirkulasi dan menurunkan tekanan darah. Karena sirkulasinya membaik, maka pada gilirannya organ-organ yang ada di dalam tubuh akan berfungsi dan bekerja lebih baik.

8. Pijat bisa membantu mengatasi nyeri otot superfisial dan memperbaiki postur tubuh yang buruk, hal ini karena pijat dapat bekerja memanipulasi otot dan sendi.