Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Krisis Air di Rusunawa Pemko Tanjunguncang Sejak 2016, Banyak Penghuni Angkat Kaki
Oleh : Hendra Mahyudi
Selasa | 26-03-2019 | 14:54 WIB
rusunawa-tanjunguncang1.jpg Honda-Batam
Rusunawa Pemko Tanjunguncang. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Krisis air bersih di Rusunawa Pemko I, dekat simpang PT Batamec terus berlanjut, bahkan dikabarkan krisis ini telah terjadi sejak tahun 2016 silam.

Nurazizah, penghuni Rusunawa Pemko I Blok A mengatakan krisis air bersih ini telah terjadi sejak tahun 2016 silam. Meskipun tak sepanjang waktu, namun hal ini menimbulkan gejolak tersendiri. Pasalnya, warga yang mendiami rusunawa cukup banyak.

Tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi warga. Terkadang mereka berebutan, antre dan bahkan sesekali sampai rusuh dan juga tak jarang harus berjaga sepanjang malam hanya untuk mendapatkan air.

"Sangat sengasara kami dibuat dengan air ini. Telah empat tahun tinggal di sini, namun belum pernah merasa nyaman dengan air ini. Air selalu menjadi kendala, selalu begini setiap bulan. Kadang suami capek pulang kerja harus mikul air dari bawa ke atas," ujarnya.

Sementara Anisa, warga lainnya mengakui sendiri bahwa dia telah berencana akan pindah jika memang situasi yang tak nyaman itu tidak segera diatasi.

"Saya lagi nyari-nyari kontrakan juga. Menderita saya dengan situasi ini, apa lagi pas lagi hamil," katanya.

M Syafik, petugas di kantor pengelola Rusunawa Pemko I Tanjunguncang, Selasa (25/3/2019) sendiri mengatakan memang potensi berkurangnya penghuni rusunawa karena krisis air bersih. Ia memprediksi, dalam waktu dekat ini bisa sampai 50 kepala keluarga yang akan pindah dari rusunawa.

"Sekarang mulai terasa, karena minat pembayaran sewa menurun drastis. Biasanya kalau pembayaran sewa tidak lancar, tak lama lagi kemungkinan warga itu akan cabut," terangnya.

Warga sekitar mengatakan, kelangkaan air bersih ini sudah berulang kali mereka sampaikan ke pihak ATB, namun sampai saat ini belum ada tindakan ataupun tanggapan yang berarti.

"Memang ada suplai air pakai mobil tangki, dijanjikan empat tangki perhari dan itu belum berjalan maksimal. Sehari pengelolaannya hanya terima dua sampai tiga tangki saja. Padahal kebutuhan air per hari di atas empat tangki," pungkas Nurazizah.

Editor: Yudha