Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ketua MPR Berharap Pemilu 2019 Ini Sukses dan Tak Terjadi Konflik
Oleh : Irawan
Sabtu | 23-03-2019 | 08:04 WIB
zul_gathering_lamung1.jpg Honda-Batam
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan Press Geathering di Swiss Bell Hotel, Bandar Lampung

BATAMTODAY.COM, Lampung - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyebutkan, kesuksesan Pemilu 2019 adalah kembalinya persatuan semua komponen bangsa. Namun, dikwatirkan akan terjadi konflik paska 17 April jika hasil pemungutan suara bedanya tipis.

"Karena itu pemilu adalah memperbaharui komitmen sehingga memperbaharui kemitraan," ujarnya saat sambutan dalam acara pembukaan Press Geathering MPR RI di Swiss Bell Hotel, Bandar Lampung, Jumat (23/3/2019) malam.

Sehingga tidak benar jika Pemilu ini adalah perang. "Jadi enggak benar itu pemilu itu disebut perang total itu provokasi begitu juga yang bilang perang badar, enggak benar juga," jelasnya.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga menegaskan, bahwa pemenang Pemilu adalah yang dapat merajut kembali persatuan.

"Karenanya dibutuhkan sebuah syarat agar Pemilu ini berlangsung damai sebagaimana Pasal 22E ayat 1 UUD 1945 Amandemen bahwa pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali," jelasnya.

Zulkifli menyebutkan, titik rawan konflik dalam Pemilu erentak 2019 ini adalah sesudah hari pencoblosan selesai. Terutama sekali, jika hasil pemungutan suara bedanya tipis.

"Saya tidak khawatir dari hari ini sampai 17 April nanti tetapi tanggal 20 itu yang saya khawatirkan. Jika hasilnga beda tipis dan keduanya mengklaim sama-sama menang," jelasnya

Untuk itu, kata Zulkifli, jika ada kecurangan dalam Pemilu harus dijadikan sebagai musuh bersama. Ketua MPR RI meminta penyelenggara Pemilu dan Polri, serrta TNI untuk berlaku netral.

Hal ini juga berlaku untuk media mainstream yakni bermain sesuai dengan perannya. "Bolehlah berpihak (tetapi jangan seperti) tim sukses yang over," tuturnya.

Jika media berlaku seperti tim sukses maka yang terjadi, kata Zulkifli, publik akan lebih percaya media sosial. "Dan jangan salahkan media sosial bermanuver," jelasnya.

Untuk itulah, dalam waktu yang tinggal puluhan hari ini, kata Zulkifli, sebaiknya media memberikan konten-konten yang lebih menyejukan. "Janganlah membuat provok," ungkapnya.

Ia berharap media untuk menciptakan suasana sejuk dengan pemberitaan-pemberitaan yang menenangkan dan tidak meresahkan. Jangan memberitakan yang aneh-aneh, dan jangan memprovokasi. Sehingga membuat suasana panas bertambah panas.

"Kita harus menyepakati di tahun politik berpegang teguh kepada demokrasi Pancasila. Karena ada demokrasi Pancasila, maka ada pemilu setiap lima tahun sekali untuk memilih wakil rakyat baru dan presiden baru, dan memperbaharui kemitraan," katanya

Bukan malah sebaliknya, lanjutnya, menciptakan slogan perang. "Sangat keliru mengartikan pemilu dengan perang. Ada yang sebut perang total dan perang badar," tandas Zulkifli.

Editor: Surya