Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Benget Mengaku Menyesal Bunuh Pahot Panjaitan
Oleh : Hendra Zaimi/Dodo
Rabu | 07-03-2012 | 17:25 WIB

BATAM, batamtoday - Napit Napitupulu alias Benget (25), pelaku pembunuhan terhadap Pahot Panjaitan di Perumahan Rosinton, Sagulung mengaku kesal kepada korban karena telah menghina kedua orang tuanya. Selain itu, Benget juga pernah dipukul korban saat dirinya melerai korban saat ribut dengan pacarnya beberapa waktu lalu. 

Menurut keterangan Benget kepada penyidik di Unit IV (Jatanras) Satreskrim Polresta Barelang, Rabu (7/3/2012), dirinya tak membalas saat korban menghina dan memukuli dirinya saat mencoba melerai perkelahian itu. Tak ingin terjadi keributan lebih panjang, Benget lantas meninggalkan keduanya dan kembali ke kamar kosnya. 

"Mereka bertengkar di kos-kosan, waktu itu saya lagi tidur. Berisik dengar suara mereka bertengkar, saya bangun dan coba melerai keributan itu," kata Benget kepada penyidik. 

Bukannya terima dengan perkataannya, korban malah memaki Benget dengan menghina kedua orang tuanya. Bahkan korban langsung mencoba memukul Benget, namun itu tak digubris Benget dan langsung meninggalkan tempat itu dan balik ke tempat kosnya. 

"Dia memaki kedua orang tua saya, dia mendoakan orang tua saya tabrakan di kampung," lanjutnya. 

Saat meninggalkan korban, lanjut Benget, dirinya sempat tak bisa menahan emosi akibat makian itu. Sesampai di kamar kosnya, Benget lantas memukul tembok kamar untuk melepaskan emosi terhadap korban yang tak tertahankan akibat perkataan yang menghina kedua orang tuanya. 

Namun emosi Benget tak tertahankan lagi, tak lama berselang Benget kembali ke kamar korban. Waktu itu korban sedang tidut-tiduran di kasur, tanpa pikir panjang lagi Benget langsung menikam korban tepat pada lehernya. Korban sempat melawan, namun Benget terus menikam korban sebanyak delapan kali hingga korban tewas. 

"Pisau itu saya ambil di kamar dia, tak jauh dari dia tidur. Saya tikam di lehernya, tapi dia melawan dan saya tikam terus hingga dia mati," terang Benget sambil menahan sakit akibat peluru yang menembus kakinya saat melawan ketika mencoba melawan petugas saat ditangkap. 

Mengetahui korban telah tewas, Benget lantas menyeret jazad korban ke parit yang tak jauh dari tempat kosnya. Kemudian kembali ke tempat kos untuk membersihkan darah yang berceceran. 

"Waktu itu penghuni kos sedang tidak ada, abis membuang jazad dia saya langsung tidur. Esok paginya saya nambang seperti biasanya," kata lelaki yang sudah lima bulan berteman dengan korban ini.  

Disinggung batamtoday apakah pelaku menyesali perbuatannya itu, Benget mengatakan semua itu tak mungkin terjadi jika korban tak memulai duluan memaki korban saat dilerai. 

"Kalau dia tak mulai duluan tak mungkin sampai seperti ini, mau disesali sekarang juga sudah terlambat," katanya sambil meneteskan air mata. 

Sementara itu, Kanit IV (Jatanras) Iptu Chrisman Panjaitan mengatakan pihaknya masih terus mendalami kasus pembunuhan dengan memeriksa sejumlah saksi. 

"Kasunya masih terus kita kembangi, hingga kini masih ada beberapa saksi yang harus kita periksa," katanya singkat.