Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemilu 2019, Ladang Menebar Kebaikan Bukan Kebencian
Oleh : Redaksi
Kamis | 28-02-2019 | 17:16 WIB
Menuju-Pilpres-2019.jpg Honda-Batam
Ilustrasi Pilpres 2019. (Foto: Ist)

Oleh Rifa’i Abdul Karim

TAK lama lagi, Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi lima tahunan yaitu Pemilihan Umum yang akan dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019 mendatang. Ini menjadi sejarah baru bagi Indonesia karena untuk pertama kalinya pemilu dilaksanakan secara serentak dalam satu waktu dengan memilih anggota DPR, DPD, DPRD serta Presiden dan Wakil Presiden.

Hal tersebut berdasarkan kepada aturan yang sudah dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, tentang Pemilihan Umum yang mengatur segala persoalan pelaksanaan pemilu secara komprehensif.

Di dalam pelaksanaannya, seluruh elemen bangsa ingin Pemilu yang damai, berkualitas, bermartabat serta terwujudnya keberlanjutan pembangunan nasional. Di alam demokrasi ini, perbedaan adalah suatu keniscayaan. Jangan sampai hanya karena berbeda pilihan politik, dengan tetangga saja tidak saling sapa. Maka, persaudauraan antara sesama warga negara harus dijaga dengan menjunjung tinggi “Bhinneka Tunggal Ika” agar pelaksanaan Pemilu benar-benar bisa berjalan dengan damai.

Dari kelima surat suara tersebut, yang paling menyedot perhatian publik hanya pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Euforia yang begitu tinggi dari Pemilu ini karena memang ini adalah kontestasi memilih calon pemimpin tertinggi di republik ini. Pilpres 2019 hanya diikuti oleh dua paslon Capres-Cawapres saja yaitu dari Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin melawan Pasangan Prabowo-Sandiaga Uno. Hampir selama ini, berita yang beredar hanya membahas kedua paslon tersebut. Hal ini menunjukkan betapa tingginya antusias rakyat terhadap penyelenggaraan Pilpres ini.

Seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan akan informasi yang semakin cepat dapat memudahkan kerja manusia untuk melihat berita dan informasi yang beredar di dunia maya. Manusia dapat menerima informasi hanya beberapa detik saja meskipun jaraknya jauh juga dapat sampai dengan hadirnya teknologi. Teknologi sebagai produk ilmu pengetahuan dapat berdampak baik maupun buruk tergantung manusia yang dengan cara pandangnya teknologi menjadi rahmat, tetapi bisa juga menjadi laknat.

Teknologi sekarang ini yang hampir semua orang memilikinya adalah gadget atau telepon seluler. Barangnya yang mini serta mudah dibawa kemana-mana menjadi kebutuhan pokok bagi setiap insan bahwa betapa masifnya teknologi di abad ini. Kita harus bersyukur dengan hal itu karena pada dasarnya teknologi berfungsi untuk mempermudah kerja manusia. Dalam hal ini, tentunya gadget memiliki dua sisi yaitu sisi baik dan sisi buruk tergantung pada setiap orang menggunakannya.

Orang lebih sering menggunakan gadget yaitu pada media sosial sebagai alat untuk komunikasi dengan orang lain, menerima informasi, dan sebagainya. Namun, seringkali berita yang beredar di dunia maya tidak selamanya benar. Semua berita yang beredar perlu dicek kebenarannya dengan sumber-sumber terpercaya.

Di jaman sekarang ini, orang dengan mudah membagikan berita yang beredar tanpa mengecek itu benar atau tidak. Padahal ini sangat berbahaya, karena ikut menyebarkan berita bohong dampaknya bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Allah SWT berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat : 6)

Ayat diatas menunjukkan bahwa jika ada suatu berita yang beredar maka sebaiknya periksa dahulu sebelum menyebarkannya. Kita harus bijak dan cerdas dalam menerima suatu berita karena jika tidak maka dampaknya bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Maraknya berita bohong (hoax) saat ini menjadi peringatan bagi kita agar tidak langsung menyebarkannya karena hal ini akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa apalagi menjelang musim pemilu seperti ini.

Orang-orang yang biasanya menyebarkan hoax adalah mereka yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan. Mengapa demikian? Ya, karena hal itu digunakan untuk menyerang pihak lain yang tidak sependapat dengannya.

Maka diproduksi hoax-hoax itu agar pihak lain terprovokasi yang kemudian pihak lain juga ikut memproduksi sehingga yang terjadi adalah saling serang satu sama lain. Ini yang terjadi di masa-masa menjelang pemilu ini sehingga orang-orang ini berupaya dengan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Disini saya sebagai penulis mengajak diri saya sendiri dan para pembaca yang budiman agar menjadi masyarakat yang cerdas dalam menyikapi sesuatu yaitu agar setiap informasi yang beredar untuk diteliti terlebih dahulu. Karena pada dasarnya, kita harus bertanggungjawab dengan segala sesuatu yang ada, apalagi dengan adanya gadget yang semua informasi bisa diakses dengan mudah.

Dalam menggunakan gadget, jadikan Pemilu 2019 ini sebagai ladang untuk menebar kebaikan bukan menebar kebencian sehingga dalam menyambut pesta demokrasi ini bisa berjalan dengan aman dan damai.*

Penulis adalah Pemerhati Politik