Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Akal Sehat Versus Hoax Jelang Pemilu 2019
Oleh : Redaksi
Selasa | 26-02-2019 | 17:16 WIB
ilustrasi-akal-sehat.jpg Honda-Batam
Ilustasi akal sehat. (Foto: Ist)

Oleh M. Syaiful Islam

SISTEM pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Setidaknya itulah definisi sederhana dari kata Demokrasi yang sudah ditanamkan ke seluruh warga negara Indonesia, bahkan ditingkat pendidikan formal sekolah dasar, pengetahuan tentang demokrasi sudah menjadi pengetahuan pokok yang terus digembor-gemborkan.

Sebagai bentuk implementasi dari sistem demokrasi adalah pemilihan umum (Pemilu) yang diselenggarakan 5 tahun sekali meliputi pemilihan presiden, DPR, DPRD, dan lain sebagainya.

Pesta demokrasi, sebagai istilah ketika pemilihan umum dilaksanakan. Dan hari ini kita berada ditengah- tengah pemilihan umum (Pemilu) 2019 dimana manusia- manusia hebat dan berkualitas akan dipilih secara langsung dan serentak oleh rakyat untuk menduduki kursi jabatan sebagai pemerintah.

Selain itu pesta demokrasi juga akan memberikan sebuah pendidikan politik kepada seluruh rakyat Indonesia sebagai pengetahuan yang esensial guna mempertajam akal sehat agar rakyat bisa memilih pemimpin yang berintegritas dan dapat membawa Indonesia ke atas permukaan dunia.

Pesta demokrasi yang sedang berjalan tidak hanya memberikan sebuah kegembiraan kepada seluruh rakyat Indonesia, tetapi segudang keresahan pun ikut datang mewarnai panasnya politik di Indonesia, sebut saja berita hoaks.

Berita- berita palsu yang bermunculan menjelang pemilihan umum yang akan dilaksanakan pada 17 April 2019 membuat sebuah keresahan dan kegundahan rakyat Indonesia. Bahkan lebih dari 50 berita hoaks terkait pemilu sudah tersebar dan sebagian juga sudah dikonsumsi oleh warga Indonesia.

Salah satu berita hoaks yang terjadi beberapa waktu yang lalu yaitu tujuh kontainer dari China yang berisi surat suara yang telah tercoblos untuk pasangan capres nomor urut 01. Hal ini sontak membuat seluruh warga Indonesia heboh dan resah.

Pemberantasan berita hoaks telah dilaksanakan dimana- mana agar berita- berita palsu tidak bermunculan, tetapi oknum- oknum penyebar hoaks tetap saja produktif melakukan aksinya. Maka dari itu peran individu masing- masing lah yang sangat diperlukan untuk menyaring berita tertentu sebelum diolah dan dicerna didalam otak. Sebagai manusia yang berakal sudah sewajarnya kita mengaktifkan intelektualitas dan akal sehat guna memerangi berita hoaks jelang pemilu 2019.

Oknum- oknum penyebar hoaks yang telah beranak pinak akan membentuk sebuah opini baru masyarakat terkait pemilu 2019. Mereka akan menyebarkan berita- berita palsu untuk membuat politik di Indonesia kacau.

Oleh karena itu peran akal sehat sangat diperlukan untuk menganalisa sebuah berita yang kita konsumsi setiap hari. Kita tidak boleh terprovokasi oleh orang- orang yang tak bertanggung jawab seperti itu. Pembentukan mindset negatif politik Indonesia yang disebarkan melalui berita hoaks harus dihentikan.

Intelektualitas dan akal sehat akan menjadi alat yang sangat efektif untuk mengfiltrasi dan menganalisa berita- berita yang tersebar luas di media, apalagi di era digital seperti sekarang ini, sangat mudah untuk mendapatkan dan menyebarkan sebuah informasi melalui beberapa platform media sosial yang hampir semua orang menggunakannya.

Hoaks bukan perkara mudah untuk diberantas, bahkan banyak sekali komunitas-komunitas khusus yang mempunyai fungsi memberantas berita-berita hoaks yang mulai menyebar di sosial media. Ketika kita mendapatkan sebuah berita yang hubungannya dengan politik.

Apalagi, dengan judul yang provokatif, jangan langsung menyebarkan berita tersebut, cobalah untuk membuat akal sehat anda bekerja. Analisa sangat diperlukan untuk mengidentifikasi sebuah berita, selain itu mengetahui sumber berita adalah salah satu pokok yang sangat krusial untuk menangkal berita hoaks.

Mencari substansi berita merupakan hal yang tidak mudah tetapi harus dilakukan untuk mencari tau apakah berita tersebut tergolong hoaks atau tidak. Ketelitian dan kejelian mengidentifikasi sebuah berita menjadi sebuah keharusan mutlak agar kita tidak termakan oleh berita hoaks menjelang pemilu 2019.

Dari banyaknya gerakan pemberantas berita hoaks, tetap saja intelektualitas dan akal sehat menjadi alat utama masing- masing individu untuk mengidentifikasi berita tersebut. Cobalah untuk mengaktifkan intelektual dan akal sehat serta membiasakan untuk menganalisa sebuah berita. Jangan langsung mengkonsumsi mentah- mentah berita yang sifatnya provokatif.

Jadikan momentum pesta demokrasi ini sebagai ajang untuk berfikir, karena selain memberantas berita hoaks dengan akal sehat, kita juga memerlukan intelektualitas dan akal sehat yang kita miliki untuk memilih seorang pemimpin yang orientasinya menuju kesejahteraan rakyat.

Penulis adalah mahasiswa PTS di Jakarta