Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rp6 Triliun Dana Kredit di Kepri Tidak Tersalurkan
Oleh : Ocep
Senin | 27-02-2012 | 19:35 WIB

BATAM, batamtoday - Bank Indonesia mencatat lebih dari Rp6 trilun dana kredit perbankan di Provinsi Kepulauan Riau tidak tersalurkan sepanjang 2011 akibat masih sulitnya syarat pengajuan.

Kepala Kantor Bank Indonesia Batam Elang Tri Praptomo mengungkapkan dari laporan kuartal IV 2011 dana yang dikumpulkan dari pihak ketiga oleh perbankan di Kepri mencapai Rp24,12 triliun atau tumbuh 19,34 persen (yoy) dari total tahun lalu sebesar Rp20,21 triliun.

“Sementara yang disalurkan melalui kredit masyarakat dan dunia usaha baru sekitar Rp18 triliun," ujarnya, Senin (27/2/2012).

Karena itu KBI Batam menilai dana kredit yang belum disalurkan oleh perbankan di Kepulauan Riau belum maksimal dimana hingga akhir 2011 total kredit yang belum disalurkan mencapai Rp6 triliun.

"Masih ada idle sebanyak Rp6 triliun yang masih bisa disalurkan dalam berbagai kredit, termasuk KUR," katanya.

Penyaluran kredit, termasuk KUR memang masih relatif belum maksimal penyalurannya dalam beberapa tahun terakhir karena beberapa alasan.

Diantaranya terbatasnya marketing Bank dan masih sulitnya syarat yang diajukan perbankan.

Hal tersebut menyebabkan penyaluran sejumlah kredit menjadi sulit disalurkan.

Laporan kuartal IV 2011 KBI Batam menunjukkan dari Rp18 triliun kredit yang telah disalurkan, penyaluran kredit terbesar dilakukan pada kredit modal kerja dan konsumsi.

Dengan kontribusi penyaluran kredit modal kerja sebesar 38,84 persen atau Rp7,01 triliun dan konsumsi 38,17 persen atau Rp6,8 triliun.

Sedangkan sisanya sebesar Rp4,15 triliun disalurkan untuk investasi.

Meski penyaluran KUR di Provinsi Kepri terus mengalami peningkatan dibandingkan kredit UMKM. Persentase KUR terhadap kredit UMKM di Kepri hingga akhir Desember 2011 sebesar 3,63 persen.

Dari sisi penyaluran, kredit perbankan di wilayah Provinsi Kepri mengalami peningkatan cukup baik, meskipun diakuiya masih ada keluhan masyarakat terkait tingginya suku bunga bank.

Sementara nilai Aset Perbankan di Kepulauan Riau tercatat tumbuh 21,72 persen pada 2011 menjadi Rp30,6 triliun.

Lebih jauh dikatakannya, pertumbuhan aset perbankan di Kepri terutama berasal dari meningkatnya Dana Pihak Ketiga yang mencapai Rp24,12 triliun atau tumbuh sekitar 19,34 persen (yoy) dari total tahun lalu sebesar Rp20,21 triliun.

Selain itu, ia mengatakan kebanyakan pendanaan industri besar di Batam mayoritas tercatat di kantor pusat Bank di Jakarta.

Sementara pendanaan investasi asing di Batam masih banyak menggunakan perbankan asing.

"Itu fakta industri di Batam, makanya kredit kita masih relatif kecil dibandingkan nasional, secara nominal juga tidak besar, dan tabungan masih populer. Tapi kalau kredit modal digarap serius bisa maksimal," katanya.

Ia juga menyinggung seandainya iklim investasi di kawasan Batam bisa kondusif disertai kepastian hukum, bisa memacu investor asing dan dalam negeri untuk menanam modal di batam dalam jumlah yang masif.

Termasuk langkah merampungkan pembangunan Pulau Dompak sebagai ibukota Provinsi Kepri dan pembukaan BPR di kepulauan Natuna dan Anambas.