Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perpisahan dengan Karyawan BP Batam

Lukita Ingin BP Batam Dipimpin Profesional, bukan Kader Partai atau Politisi
Oleh : Nando Sirait
Rabu | 09-01-2019 | 09:04 WIB
pisah-haru.jpg Honda-Batam
Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo dan 3 Deputi Yusmar Anggadinata, Eko Budi Soepriyanto serta Bambang Purwanto saat melakukan salam perpisahan dengan karyawan BP Batam. (Foto: Nando Sirait)

BATAMTODAY.COM, Batam - Haru, namun dibarengi canda tawa. Begitulah suasana yang terlihat di ruang Balairungsari Badan Pengusahaan (BP) Batam, Selasa (08/01/2019) sore.

Air mata yang sebelumnya sudah ditahan oleh beberapa pegawai BP Batam, akhirnya tidak bisa terbendung saat satu persatu pegawai BP Batam menyalami Lukita Dinarsyah Tuwo dan tiga Deputi yakni Yusmar Anggadinata, Eko Budi Soepriyanto serta Bambang Purwanto dalam perpisahan internal pejabat lama dengan pegawai BP Batam.

Sebelum meninggalkan Batam, Lukita sempat menyampaikan beberapa harapan kepada Edy Putra Irawady yang dilantik sebagai Kepala BP Batam yang baru. Di antaranya meneruskan program yang telah disusun, terutama pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2019.

"Sebelumnya kita sudah dapat dana yang lumayan besar, kita harapkan bisa segera dilakukan sehingga bisa diserap anggarannya untuk mendukung infrastruktur di Batam. Seperti di pelabuhan, Bandara, jalan-jalan, akses ke kawasan industri dan kawasan baru," ujarnya.

Selain itu, dia juga menyampaikan mengenai penyelesaian masalah sosial di Sei Gong dan juga Baloi. Lukita juga berharap model penyelesaian Kampung Tua yang sudah berjalan saat ini bisa tetap dilanjutkan.

"Karena itu keinginan masyarakat. Kita ingin Batam lebih baik, tertib. Termasuk program mendukung penanaman pohon, supaya waduk kita yang daya dukungnya menurun, bisa ditingkatkan lagi," lanjutnya.

Tak kalah penting juga menyangkut program terkait infrastruktur, dengan model Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU), untuk pengembangan Bandara Hang Nadim, begitu juga dengan tender pengelolaan Dam Tembesi.

Saat dimintai tanggapan soal harapan kelangsungan BP Batam kedepannya, Lukita berharap BP Batam dipimpin seorang yang profesional. Tak terikut politik, setiap lima tahun sekali berganti kepemimpinan. Itu untuk menghilangkan konflik-konflik kepentingan.

"Ini masih dua lembaga. Harapan saya dan kawan-kawan, BP tetap bisa profesional, tetap bisa berada di garisnya. Tak ikut dalam proses 5 tahun sekali. Tentu itu tak mudah bagi BP Batam," kata Lukita.

Yusmar Anggadinata menambahkan, dalam praktik yang banyak dilakukan di negara-negara berkembang seluruh dunia pun, yang terjadi adalah untuk Free Trade Zone (FTZ)-nya dipimpin oleh profesional.

"Terpisah dari pemerintahan konvensional," ujar Angga.

Sementara itu, soal FTZ Batam, Lukita menilai ada beberapa hal yang mestinya dilakukan. Pertama, dari sisi pimpinan, mestinya dijalankan orang-orang yang profesional. Kemudian, menyangkut pelaksanaannya. Mestinya FTZ murni dipertahankan.

Editor: Gokli