Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sepekan Berlalu, Siswa SMAN 10 Korban Pemukulan Oknum Sabhara Masih Koma
Oleh : Putra Gema Pamungkas
Senin | 31-12-2018 | 13:16 WIB
kerabat-putra1.jpg Honda-Batam
Kerabat dan saudara menunggu Putra Reza yang masih koma di ruang ICU RS Elisabeth Batam Kota. (Foto: Putra Gema)

BATAMTODAY.COM, Batam - Putra Reza (15), siswa kelas dua SMAN 10 Batam, Kecamatan Galang yang menjadi korban pemukulan oknum anggota Sabhara Polda Kepri masih belum sadarkan diri.

Satu pekan telah berlalu, kejadian naas yang menimpa Putra Reza pun membuatnya sampai saat ini masih dalam kondisi terbaring dan tidak sadarkan diri (koma) di ruang ICU, tepatnya di kamar Maria lantai dua Rumah Sakit Elisabeth, Batam Kota.

Kondisi ini menyebabkan pihak rumah sakit masih belum bisa mengambil tindakan operasi untuk mengangkat penyumbatan darah di otak bagian kepala belakang Putra.

Kerabat dan pihak keluarga pun tidak henti-hentinya panjatkan doa untuk Putra agar secepatnya siuman dan dapat kembali beraktifitas seperti biasanya.

Bersama abang dan kakak kandungnya, selama belasan tahun dirinya telah dirawat oleh keluarga Ratna secara sukarela, hal ini dikarenakan almarhum orangtuanya telah menitipkan kepada dirinya sebelum kembali kepada sang pencipta.

"Sudah belasan tahun saya merawat Putra dan sudah menganggap dirinya seperti anak sendiri. Saya bertekad akan membuat Putra, abang dan kakaknya akan menjadi anak yang sakses, tapi salah satu buah hati saya masih terbaring di ruangan (ICU). Semoga tuhan cepat mengbalikan kesadaran buah hati kami," harap Ratna di ruang tunggu ICU RS Elisabet, Batam Kota, Senin (31/12/2018) pagi.

Ketika BATAMTODAY.COM diizinkan pihak keluarga untuk menjenguk Putra di ICU, terlihat baik di hidung maupun mulut Putra masih terpasang selang pernafasan dan beberapa alat bantu lainnya.

Sutrisno (abang Putra) yang ikut menemani pun pada saat itu tidak kuasa menahan tangis melihat adik kandungnya masih belum sadarkan diri pasca pemukulan oknum Shabara Polda Kepri yang menimpa adiknya pada hari Minggu (23/12/2018) dini hari.

"Dia (Putra) orang yang periang, melihat kondisinya yang seperti ini membuat saya sangat terpukul karena dia (Putra) adalah tanggung jawab saya," ungkap Sutrisno.

Sutrisno mengatakan bahwa berbagai pihak juga selalu menanyakan hal yang sama tentang kondisi Putra yang membuatnya semakin tertekan.

"Saya percaya dengan mukjizat tuhan, semoga dalam tidurnya Putra bisa tetap terjaga dan secepatnya pulih. Semoga pihak kepolisian tetap bertanggung jawab sampai dengan kesehatan adik saya pulih seutuhnya," tutupnya.

Data terakhir yang didapatkan BATAMTODAY.COM, Rp 80 juta lebih untuk biaya perawatan Putra ditanggung sepenuhnya oleh pihak kepolisian, biaya ini belum termasuk biaya operasi dan pemanggilan dokter ahli syaraf yang didatangkam Polda Kepri dari Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB) untuk melakukan operasi Putra yang belum ditentukan tanggalnya.

Di sisi lain, Polda Kepri juga sudah menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban atas insiden pemukulan oknum anggota Sabhara Polda Kepri pada satu pekan yang lalu.

"Atas nama insitusi kami prihatin dengan peristiwa ini, cukup disesalkan yang semestinya hal ini tidak terjadi, namun pada kondisi di lapangan ada yang tidak bisa terkontrol hingga peristiwa ini terjadi," ungkap Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol S Erlangga di Mapolda Kepri, Jumat (28/12/2018).

Erlangga mengatakan, sebagai pelindung pengayom dan pelayan masyarakat tindakan ini tidak dibenarkan, kurang tepat di dalam mengantisipasi perihal ini. Ini menjadi catatan Polda Kepri yang akan di evaluasi dan kedepannya tidak akan terjadi kembali.

Kedua anggota Sabhara Polda Kepri atas nama MW dan RM tersebut langsung ditahan guna proses pemeriksaan profesi dari Propam Polda Kepri serta akan diproses hukum sesuai perbuatannya melakukan penganiyaan. Saksi-saksi merupakan kawan korban juga sudah diambil keterangannya baik dari petugas Propam maupun penyidik Ditreskrimum.

Editor: Yudha