Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Catatan Akhir Tahun Pembangunan Infrastruktur Indonesia
Oleh : Redaksi
Sabtu | 29-12-2018 | 11:16 WIB
Infrastruktur-indonesia1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi pembangunan infrastruktur Indonesia. (Foto: Ist)

Oleh Dini Wulandari

PRESIDEN Joko Widodo giat menggenjot pembangunan di Indonesia, mulai dari jalan umum, tol, pelabuhan hingga Pos Lintas Batas. Di akhir 2018 ini cukup banyak proyek infrastruktur yang selesai dibangun.

Pada tahun 2016 dan 2017 pemerintah telah merampungkan 30 proyek strategis nasional. Proyek tersebut memiliki total nilai Rp 94,8 Trilyun. Hal ini tentu tidak berlebihan jika Presiden Jokowi telah membangun infrastruktur lebih banyak dibandingkan dengan enam presiden sebelumnya.

Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau ternyata mendapatkan perhatian serius sehingga pemerintah telah membangun ulang bangunan tersebut agar menjadi lebih cantik. Sebelumnya PLBN Nanga Badau merupakan bangunan yang tampak lusuh dengan cat yang sudah memudar.

Kondisi tersebut tentu membuat masyarakat Indonesia yang tinggal di perbatasan merasa 'minder' karena penampakan PLBN Indonesia sangat jauh berbeda dengan PLBN milik Negara Bagian Sarawak Malaysia yang terlihat lebih modern.

Namun saat ini kondisinya sudah jauh berbeda. PLBN yang telah rampung dibangun pada 2017 itu, kini semakin megah. Bangunan yang dulu lusuh saat ini telah berubah menjadi bangunan yang modern dan cantik.

Gedung PLBN ini dibangun dengan mengusung budaya lokal Kalimantan dengan mengadaptasi bentuk bangunan khas rumah panjang lengkap dengan ornamen-ornamen lokal. Dengan gedung yang tampak lebih modern ini, tentu masyarakat yang tinggal di perbatasan tak perlu minder dengan negara sebelah.

Selain merenovasi PLBN, Pemerintah juga gencar membangun jalan tol, Jalan tol merupakan akses penting bagi pertumbuhan ekonomi di daerah yang menjadi tujuan dari tol tersebut.

Salah satu tol yang telah selesai dibangun adalah tol SuMo yang menghubungkan antara Surabaya dan Mojokerto, keberadaan jalan tol tersebut tentu mampu mengurangi kemacetan yang sering terjadi di jalur Surabaya menuju Mojokerto.

Selain itu dengan adanya jalan tol, tentu akan semakin banyak investor yang melirik tempat tersebut sebagai tempat pembangunan bagi perusahaan ataupun pabrik-pabrik. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan Top 3 Investasi- Existing dengan index investasi mencapai 93,29 pada tahun 2016.

Dalam sektor transportasi, Jokowi telah membangun 10 Bandara, salah satunya adalah Bandara Internasional Kertajati yang terletak di Kabupaten Majalengka Jawa Barat, bandara tersebut telah diresmikan pada 25 Mei 2018 oleh Presiden Jokowi.

Adanya pembangunan bandara tersebut tentu dapat mempercepat perjalanan ke luar daerah ataupun ke luar negeri, khususnya bagi warga Majalengka, Cirebon, Kuningan, Indramayu, Sumedang dan Sekitarnya.

Selain itu Investasi juga dipastikan akan meningkat, dengan adanya Bandara, otomatis akan meningkatkan investasi di daerah sekitar bandara. Terutama investasi dari sektor akomodasi perhotelan, wisata dan industri. Hal ini tentu akan berbanding lurus pada meningkatnya serapan tenaga kerja.

Indonesia merupakan negara kepulauan, lebih dari separuh daerah kedaulatannya dipenuhi oleh air, baik selat maupun laut lepas.

Tidak hanya membangun tol diatas tanah, Pemerintahan Jokowi-JK juga telah merampungkan program tol laut yang menjadi program andalannya. Pembangunan tol laut tersebut diyakini telah terasa dampaknya untuk menekan biaya logistik. Sehingga harga barang bisa ditekan dan membuat biaya produksi lebih efisien.

Kapal tol laut berhasil menghemat sekitar 30 % daripada kapal umum, sehinggga biaya transportasi pun bisa lebih kecil. Hal ini membuat harga produk di pulau terpencil tidak berbeda jauh di daerah penghasil Jawa.

Tidak hanya tol laut yang diefektifkan, jembatan-jembatan pun dibangun di berbagai wilayah di Indonesia. Jembatan yang dibangun merupakan jalur yang menghubungkan dua dataran yang berbeda ketinggiannya.

Indonesia memiliki kontur tanah dan letak geografis yang unik, hal ini menguatkan alasan bahwa pembangunan jembatan memang dibutuhkan. Jembatan yang dibangun tentu bukanlah sembarang jembatan. Jembatan yang dibangun adalah jembatan gantung yang dibangun dengan menggunakan struktur baja, bukan sekedar jadi.

Salah satunya adalah Jembatan Tayan di Kalimantan Barat. Jembatan ini memiliki infrastruktur yang sama persis dengan jembatan-jembatan yang ada di kota London Inggris.

Keberadaan jembatan ini sangat terasa manfaatnya, pemerintah juga sangat serius dalam membangun jembatan Tayan karena proyek ini dikerjakan dalam 3 shift sehingga pengerjaannya sangat cepat.

Dampak secara ekonomi juga tampak sangat nyata, sebelum ada jembatan tersebut, Mobil dan motor harus membayar sebesar Rp 200.000. Artinnya masyarakat diuntungkan dengan adanya jembatan tersebut.

Dengan adanya pembangunan infrastruktur, tentu akan memberikan dampak positif terhadap pelaku UMKM dalam melakukan ekspansi pasar. Perkembangan ekonomi juga tidak hanya berkembang di wilayah perkotaan saja, tetapi juga di kawasan yang sedang berkembang dan wilayah perbatasan untuk mengurangi disparitas sosial dan ekonomi.

Indonesia patut berbangga karena pemerintah era Jokowi telah mencatat sejarah baru sebagai pemimpin negara dengan pembangunan infrastruktur tercepat sepanjang sejarah.*

Penulis adalah pegiat media sosial, tinggal di Tangerang