Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kadis Kesehatan Belum Tahu Kasus Flu Singapura Ada di Batam
Oleh : Roni Ginting/Dodo
Selasa | 21-02-2012 | 13:45 WIB
Drg-Chanrdra-Rizal.gif Honda-Batam

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, drg. Chandra Rizal. (Foto: Istimewa).

BATAM, batamtoday - Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, drg. Chandra Rizal mengatakan bahwa di Batam belum ada ditemui penderita Flu Singapura. Padahal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batuaji telah menangani dua penderita penyakit dari negeri tetangga Singapura. 

"Tidak ada kasus Flu Singapura di Batam," kata Chandra kepada batamtoday, Selasa (21/2/2012). 

Ketika ditanya terkait dua penderita Flu Singapura yakni Mirza (2) warga Fanindo Batuaji, dan Asraf (2) warga kavling Baru Sagulung, Chandra mengatakan belum mengetahui karena belum ada laporan. 

"Kita belum ada laporan dari RSUD," ujar Chandra. 

Akan tetapi, dia mengatakan akan melakukan pengecekan ke RSUD karena penetapan menderita Flu Singapura harus didiagnosa terlebih dahulu. 

"Akan saya tanyakan ke sana apa diagnosanya," kata Chandra. 

Diberitakan sebelumnya, Mirza (2) warga Fanindo Batuaji, dan Asraf (2) warga kavling Baru Sagulung, dua bocah penderita Flu Singapura yang sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah, Batuaji Batam,  sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya untuk rawat jalan, Selasa (21/2/2012).  

Keterangan dokter yang menangani perawatan kedua bocah, dr Murfariza Herlina SpA menyebutkan kedua bocah penderita Flu Singapura sudah pulang dan untuk rawat jalan.  

"Kedua pasien itu sudah pulang dan akan menjalani rawat jalan," kata Murfariza.  

Murfariza menyebutkan, Flu Singapura terbagi dalam dua jenis yakni Coxsaki virus A16 dan Enterovirus 71 (EV 71). Dimana Coxsaki virus A16 tidak terlalu berbahaya lantaran penyakit yang disebabkanya masih bisa sembuh oleh antibodi, sementara EV 71 tergolong berbahaya lantaran bisa menyerang otak.  

"Yang dialami kedua bocah tersebut disebabkan Coxsaki virus A16 dan biasaya menyerang anak-anak kurang dari sepuluh tahun," terangnya.  

Menurutnya, penularan Flu Singapura ini melalui pernapasan, kontak langsung dengan penderita, maupun melalui kotoran. Awalnya korban akan mengalami demam tinggi mencapai 40 derajat Celcius, setelah tiga sampai empat hari muncul bintik-bintik merah menyerupai cacar air yang nantinya bisa melepuh di bagian telapak tangan, telapak kaki, mulut dan bagian (maaf-red.) bokong.  

"Dalam tujuh sampai sepuluh hari, pasien penderita Flu Singapura akan sembuh sendiri oleh antibodi, tapi virus masih ada di dalam tubuh, sehingga dalam jangka satu bulan masih bisa tertular melalui kotoran," jelasnya.  

Untuk mengatasi penularan maupun pencegahan penyekit ini, kata Murfariza sebaiknya menjaga kebersihan tubuh seperti mencuci tangan pakai sabun dengan bersih.  

"Sebelum terjangkit sebaiknya kebersihan itu dijaga," ujarnya.  

Karena penyakit ini bisa sembuh oleh antibody, sehingga pengobatan medis yang dilakukan adalah terapi sportif yakni menjaga cairan tubuh, memberikan obat demam jika pasiennya demam, lantaran belum ada anti virus yang bisa langsung mematikan virusnya.  

"Yang parah itu jika bintik merah itu timbul di bagian mulut pasien, sehingga susah untuk makan maupun minum dan mengakibatkan pasien menjadi lemas," paparnya. 

Sepengetahuannya, penderita Flu Singapura untuk anak baru tiga orang, dua diantaranya pasien RSUD Embung Fatimah dan satunya lagi di tempat lain di daerah Sungai Panas.  

"Memang virus ini sudah lama ditemukan, tapi sepengetahuan saya di Batam untuk penderita anak-anak baru tiga orang," tutupnya.