Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harry Azhar Aziz Dikukukan Jadi Profesor Spesialis Audit Keuangan Negara
Oleh : Redaksi
Selasa | 27-11-2018 | 08:04 WIB
harry_professor.jpg Honda-Batam
Unair kukuhkan Harry Azhar Azis sebagai Guru Besar Ilmu Ekonomi spesialis audit keuangan negara

BATAMTODAY.COM, Surabaya - Mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Harry Azhar Aziz dikukuhkan jadi Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur. Profesor Harry dikukuhkan sebagai Guru Besar spesialis audit keuangan negara.

Ditemui usai pengukuhannya di Kampus C Unair, Jalan Mulyorejo, Surabaya, Senin (26/11/2018), Harry mengatakan gelar yang diperoleh setelah ia berhasil menggabungkan tiga teori untuk mempermudah proses audit.

"Ini kan ada tiga teori yang saya coba hubungkan. Antara teori kesejahteraan, teori-teori anggaran dan teori mengenai auditing. Selama ini audit baik yang dilakukan oleh BPK maupun yang lain-lainnya itu lebih menekankan kepada aspek kepatuhan," papar Harry usai dikukuhkan di Kampus C Unair, Jalan Mulyorejo, Surabaya, Senin (26/11/2018).

Menurut Harry, selama ini audit yang banyak dipakai lebih banyak menekankan pada aspek kepatuhan atau patuh terhadap peraturan perundangan saja. Namun audit yang dapat menunjang kesejahteraan masyarakat belum banyak dilirik.

"Audit yang mengedepankan tanggung jawab kepada terwujudnya masyarakat yang sejahtera itu masih belum (banyak digunakan, red)," terang putra asal Kepulauan Riau ini.

Hal ini juga terlihat dari besaran persentase audit yang dilakukan lembaga yang pernah dipimpinnya, yaitu BPK. Di BPK, 50 persen audit keuangan, 30 persen audit untuk tujuan tertentu dan sisanya baru audit kinerja, yang hanya sebanyak 20 persen.

Untuk itu, pria berusia 62 tahun ini ingin audit kinerja juga ditonjolkan karena metode ini bisa melihat bagaimana kenaikan anggaran bisa berbanding lurus dengan kinerja pemerintah. Datanya pun bisa dilihat di masyarakat.

"Audit kinerja ini diperkuat baik dari segi anggaran maupun personilnya. Itu untuk membuktikan misalnya selama 19 tahun yang saya teliti terjadi kenaikan anggaran sekitar 800 persen lebih tapi angka kemiskinan turun cuma 45 persen. Jadi menurut saya masih harus ditingkatkan. Begitu juga dengan pengangguran, begitu juga dengan indeks pembangunan Indonesia," papar Harry.

"Jadi pertanyaannya, anggaran naik terus-menerus tapi kok kesejahteraan indikatornya menurun. Untuk siapa APBN itu? Yang pertama ini yang ingin saya kembangkan," tandasnya.

Suasana pengukuhan pun berlangsung khidmat. Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat seperti menteri Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Ketua Mahkamah Agung M Hatta Ali, hingga Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan lain-lain.

Sumber Detikcom
Editor: Surya