Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

MPR Ingatkan Jangan Halalkan Segala Cara untuk Menangkan Salah satu Kandidat
Oleh : Irawan
Rabu | 12-09-2018 | 08:16 WIB
zulkifli_konghucu1.jpg Honda-Batam
Ketua MPR Zulkifli uHasan di Kongres Pemuda Khonghucu di Hotel Balairung, Jakarta

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan berpesan kepada semua masyarakat tetap mengutamakan persatuan jelang Pilpres dan Pileg 2019. Zulkifli mengatakan Pilpres dan Pileg merupakan agenda setiap lima tahun yang harus diikuti dengan penuh kedewasaan.

"Jangan sampai kita merusak persaudaraan, merusak persatuan yang sudah bagus selama ini gara-gara tahun politik. Ini kita bermusuhan, janganlah kita pilih yang sehat. Bersikap sederhana dalam demokrasi itu udah biasa lima tahun pilihan," kata Zulkifli usai menutup Kongres Pemuda Khonghucu di Hotel Balairung, Jalan Matraman, Jakarta Timur, Selasa (11/9/2018).

Zulkifli menuturkan warga bebas memilih calon yang sesuai dengan hati nuraninya. Dia berpesan agar semua warga dapat menggunakan hak politiknya di tahun politik ini.

"Sederhana saja, kalau puas dengan DPR yang lama, dengan pemerintah yang sekarang. Datang ke TPS nanti vote. Kalau tidak cari yang lainnya," jelasnya.

Zulkifli mengatakan persatuan Indonesia tidak diraih dengan mudah oleh pendiri bangsa. Maka dari itu, dia meminta masing-masing pihak tidak menghalalkan segala cara dalam mendukung calonnya.

"Dalam tahun politik, janganlah kita ini menghalalkan segala cara karena mendukung pasangan calon kita" sebutnya.

Karena itu, sebagai warga negara yang bertanggungjawab, diharap masyarakat tidak pesimis dan masa bodoh dalam menggunakan hak politiknya. Didorong masyarakat memilih pemimpin yang benar-benar mencerminkan nilai-nilai Pancasila. "Tidak bertanggungjawab kalau kita tidak mau tahu urusan politik," ujarnya

Dikatakan oleh Zulkifli, bangsa ini didirikan oleh kaum muda terdidik. Disebut kaum muda terdidik itu mulai bergerak dari tahun 1908, 1928, dan 1945. Dipaparkan tahun 1945 pendiri bangsa sudah membicangkan dasar-dasar negara. “Mereka berasal dari berbagai golongan dan asal-usul”, ujarnya.

Pada masa itu, menurut Zulkifli Hasan para pendiri bangsa sudah berbicara demokrasi, kesetaraan, dan keadilan. Apa yang dipikirkan itu tercermin dalam nilai-nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Jadi kalau kita mempermasalahkan perbedaan dan asal-usul berarti kita kembali ke masa lalu," ungkapnya.

Ketika Indonesia di tahun 1945 sudah membincangkan demokrasi,keadilan, dan kesetaraan, dua puluh tahun kemudian banyak negara yang membincangkan hal-hal yang demikian. "Jadi kita lebih dahulu memikirkan demokrasi dibanding dengan negara lain," paparnya.

Pria asal Lampung itu menyesalkan bila saat ini ada masyarakat atau salah satu kelompok yang bersikap irasional. Diakui bangsa ini memang beragam dan majemuk. "Nah dalam kondisi yang demikian, kita berharap bila ada masalah harus dimusyawarahkan," tegasnya.

Menurut Zulkifli Hasan, negara ini lahir berdasarkan kesepakatan. Pancasila dan UUD harus jadi pegangan. "Pancasila harus menjadi perilaku," ajaknya.

Perilaku yang sesuai Pancasila menurut mantan Menteri Kehutanan itu adalah perilaku yang disinari cahaya illahi. "Bukan perilaku yang menghujat," ungkapnya.

Pria yang akrab dipanggil Bang Zul itu mengatakan, di antara kita ada yang beda suku dan agama. "Namun kita satu saudara dalam kebangsaan," tuturnya.

Bangsa ini bukan milik satu golongan. Dalam perbedaan inilah diharap penguasa adil dalam hukum. "Kalau hukum tak adil pasti akan memunculkan aksi reaksi," ungkapnya.

Untuk itu dirinya menegaskan kekuasaan yang ada harus melayani masyarakat secara adil. "Tak boleh ada masyarakat yang kelaparan," katanya. Ditambahkan jangan sampai jabatan yang ada digunakan sebagai jalan pintas untuk menumpuk kekayaan.

Pejabat diharap mematuhi apa yang telah disumpahkan saat hendak memangku kekuasaan. "Dalam sumpah jabatan, ia harus taat pada dasar negara dan konstitusi," tegasnya.

Editor: Surya