Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Triwulan II 2018 Ekonomi Kepri Alami Pertumbuhan Positif
Oleh : Nando Sirait
Sabtu | 01-09-2018 | 12:16 WIB
gusti-raizal12.jpg Honda-Batam
Kepala Perwakilan BI Kepri, Gusti Raizal Eka Putra. (Foto: Nando)

BATAMTODAY.COM, Batam - Bank Indonesia perwakilan Kepulauan Riau, mencatat ekonomi Provinsi Kepulauan Riau tumbuh 4,51 persen pada triwulan II-2018, pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,47 persen (yoy).

"Angka pertumbuhan itu masih lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh 5,27 persen (yoy)," ujar Kepala Perwakilan BI Kepri, Gusti Raizal Eka Putra, Sabtu (1/9/2018).

Dilihat dari sisi permintaan pertumbuhan ekonomi triwulan II dipengaruhi perbaikan kinerja investasi bangunan dan non bangunan yang tumbuh 7,68 persen (yoy).

Dimana investasi bangunan tumbuh menguat sebesar 6,58 persen (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,05 persen (yoy). Sedangkan investasi nonbangunan tumbuh sebesar 10,64 persen (yoy), naik signifikan dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,65 persen (yoy).

Sementara net ekspor masih mencatatkan kontraksi sebesar 5,72 persen (yoy), lebih baik dibanding triwulan lalu yang terkontraksi 6,65 persen (yoy). Konsumsi Pemerintah juga mengalami pertumbuhan sebesar 16,95 persen (yoy), terutama didorong oleh pemberian Tunjangan Hari Raya (THR).

BI juga mencatat konsumsi rumah tangga tumbuh melambat namun masih mencatatkan pertumbuhan positif 5,68 persen (yoy) ditopang oleh peningkatan kebutuhan konsumsi selama bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi bersumber dari perbaikan kinerja sektor konstruksi dan perdagangan yang mengalami pertumbuhan 9,43 persen (yoy) lebih tinggi dibanding triwulan lalu sebesar 5,08 persen (yoy).

Sektor perdagangan tumbuh 6,56 persen (yoy), naik dibandingkan triwulan lalu 5,84 persen (yoy). Sementara itu, pertumbuhan sektor industri pengolahan melambat.

BI juga mencatat sektor industri tumbuh 3,77 persen (yoy) lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya 4,43 persen (yoy).

"Cuti bersama yang cukup panjang dalam rangka Hari Raya Idul Fitri berkontribusi terhadap perlambatan sektor industri pengolahan," lanjutnya.

Sedangkan sektor pertambangan kembali mengalami kontraksi terutama karena meningkatnya kontraksi lifting gas menjadi sebesar 39,72 persen (yoy) dibandingkan triwulan lalu yang terkontraksi 14,29 persen (yoy).

Editor: Yudha