Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ustad Abdul Somad Ajak Masyarakat Jangan Pilih Pemimpinan 'Nato'
Oleh : Irawan
Kamis | 30-08-2018 | 08:40 WIB
uas.jpg Honda-Batam
Ustaz Abdul Somad (UAS) mengisi tausyiah di dalam acara syukuran dan doa bersama HUT MPR dan Kemerdekaan RI ke-73

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ustaz Abdul Somad (UAS) mengisi tausyiah dalam acara syukuran dan doa bersama di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (29/8/2018) melam, dalam rangka HUT MPR dan peringatan Kemerdekaan RI ke-73. Dalam ceramahnya, UAS mengajak para jemaah yang hadir untuk tidak golput dalam memilih pemimpin.

"Tidak boleh ada anak bangsa yang golput, setuju? Tidak boleh, dia harus memilih. Gunakan suaramu dalam ujung jarimu," kata UAS.

Ia mengatakan, orang ber-Tuhan harus memilih orang ber-Tuhan. Ia menganggap banyak di zaman sekarang orang yang tidak bisa membedakan mana Tuhan mana hantu.

"Orang ber-Tuhan harus memilih. One man one vote, satu orang satu suara. One man one choice, satu orang satu pilihan," ujarnya.

Ia juga mengajak semua masyarakat untuk memilih pemimpin yang berintegritas, jujur, tanpa pencitraan, dan bukan pemimpin yang NATO (No Action Talking Only). Menurutnya yang hanya boleh berbicara hanya guru, dosen, penceramah, dan anggota parlemen.

"Parlemen orang yang dipilih untuk bicara. Karena kita memilih mereka untuk bicara tentang kesusahan kita, tentang keresahan kita, kegelisahan kita, tentang kebangsaan," tuturnya disambut tepuk tangan peserta syukuran yang hadir.

Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk memilih orang yang ber-Tuhan, yang memperjuangkan Ketuhanan yang Maha Esa. Selain itu ia juga berpesan memilih pemimpin yang menebar kedamaian, dan orang yang menyepakati segala sesuatu hal dengan musyawarah, dan orang yang menebarkan keadilan di seluruh indonesia.

"Bukan orang yang memporak-porandakan, yang menyebabkan terorisme, yang menghancurkan persatuan dan kesatuan," ujarnya.

Dia mengatakan para pejuang yang telah memerdekakan Indonesia bersatu tanpa memandang agama, suku, dan perbedaan lainnya.

"Kita ingin menyegarkan kembali memori kita bahwa negeri ini bisa merdeka dari penjajahan karena adanya persatuan. Kau mungkin bukan saudaraku dalam satu keyakinan, tapi engkau adalah saudaraku dalam satu kebangsaan," kata UAS sebelum ceramah.

Menurut UAS, masyarakat lupa bagaimana perjuangan para pejuang. Karena itu, dia mengapresiasi kegiatan yang digelar hari ini.

"Masyarakat kita mungkin terkena demensia, ya, atau bahkan amnesia. Lupa, karena itu selalu dibicarakan di level kantor atau masjid. Tapi, hari ini alhamdulillah lembaga yang resmi disebarkan dan saudara-saudara yang menyebarkan ini melalui media pers, maka insyaallah masyarakat lebih banyak mendengar," papar UAS.

"Sehingga pesan kebaikan ini bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata, riil, sehingga kita tidak disibukkan dengan isu. Mari kita pupuk kebersamaan, melihat Indonesia menjadi bangsa yang diharapkan oleh dunia di masa yang akan datang," sambungnya.

Editor: Surya