Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Universitas Syiah Kuala Juara Debat Konstitusi MPR Tahun 2018
Oleh : Irawan
Rabu | 29-08-2018 | 17:16 WIB
syiahkuala.jpg Honda-Batam
Universitas Syiah Kuala, Aceh, berhasil menjadi Juara I lomba 'Debat Konstitusi MPR Tahun 2018'

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Setelah selama tiga hari berlomba, akhirnya Universitas Syiah Kuala, Aceh, berhasil menjadi Juara I lomba 'Debat Konstitusi MPR Tahun 2018' mengalahkan Universitas Andalas Pandang, Sumatera Barat yang menjadi Juara II. Sementara Universitas Riau menjadi Juara III dan Universitas Jambi sebagai Juara IV.

Seluruh pemenang sama-sama mendapatkan sertifikat, trophy dan uang pembinaan untuk juara pertama Rp 50 juta, juara kedua Rp 40 juta, juara ketiga Rp 30 juta dan juara keempat Rp 20 juta.

Dalam final yang diselenggarakan di Gedung Nusantara IV, Komplek Parlemen Senayan, Rabu (29/8/2018), Syiah Kuala berhasil mengungguli Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.

Mosi (tema) debat dalam final itu adalah 'Syarat Presidential Threshold Dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden'.

Salah satu anggota tim Syiah Kuala, Muhammad Irsan, mengatakan bersyukur atas kemenangan itu. "Alhamdulillah," ujarnya.

Kemenangan yang diraih disebut tak disangka-sangka bahkan kampusnya mempersiapkan mosi debat hanya sampai semifinal. "Bahkan saya hampir tidak berangkat," ungkapnya.

Namun berkat dorongan dari dosennya bahwa itu kesempatan terakhir bagi dirinya sebelum lulus kuliah maka dorongan itu membuat ia bersemangat. "Persiapannya kurang dari sebulan," ujarnya.

Perasaan yang sama diungkapkan oleh anggota tim lainnya, Rini Maesari. Mahasiswi yang baru Semester IV itu merasa bersyukur kampusnya bisa menjadi juara nasional. "Perjuangan sampai Jakarta tak mudah," ungkapnya.

Dirinya bersama tim yang lain bisa sampai ke ibu kota setelah melalui seleksi tingkat fakultas hingga provinsi. "Sampai Jakarta pun juga harus melewati seleksi," paparnya.

Untuk mempersiapkan debat, ia bersama dengan rekan lainnya harus bekerja keras seperti membaca buku hukum dan mendapat bimbingan dari dosen. "Dua puluh empat jam kami belajar," tuturnya sambil tersenyum.

Sebelum perebutan Juara I dan Juara II, digelar perebutan Juara III dan IV. Dalam debat dengan mosi 'Pencabutan Hak Politik Narapidana Korupsi'itu mempertemukan Universitas Jambi dan Universitas Riau.

Setelah berdebat selama satu jam lebih, akhirnya Universitas Riau meraih Juara III. Anggota tim debat dari Universitas Riau, Indra Lukman Siregar, mengatakan meski Juara III namun dirinya bangga bisa mengangkat kampus dan provinsinya ke tingkat nasional. "Allhamdulillah," ujarnya.

Persiapan yang dilakukan dikatakan selama 6 bulan. "Kita kerja keras," paparnya. Dalam persiapan mereka melakukan bedah mosi. "Ini tantangannya," ujarnya. Dikatakan di kampusnya ada debat club.

Meski berada di urutan keempat, Universitas Jambi tetap memperlihatkan wajah yang bersemangat. Diakui oleh Christian Verdy, anggota tim debat dari Universitas Jambi, di babak selanjutnya memang akan menghadapi lawan yang tidak mudah.

Dikatakan, timnya mempersiapkan berlomba dalam acara itu tak lebih dalam sebulan. "Apalagi saya lagi magang di Jakarta," ungkapnya. Selama mempersiapkan lomba mereka sering melakukan diskusi dalam bedah mosi (tema) selain memperbanyak membaca buku terkait debat. "Selain itu juga mendapat bimbingan dari dosen," paparnya.

Bustanuddin dosen pendamping tim dari Universitas Jambi menuturkan, selama melakukan pendampingan kepada mahasiswanya, dirinya sering memberi masukan, diskusi, dan memilih mana materi yang tepat. "Pastinya banyak latihan," ujarnya.

Selama latihan, diungkapkan, mereka tak hanya bertemu namun juga bisa lewat telephone, WA, bahkan email. Selama Diakui, mahasiswa yang dibimbingnya itu terbiasa mengikuti lomba debat.

Editor: Surya