Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

IPW Minta Polisi Tindak Massa Pro dan Kontra Ganti Presiden
Oleh : Redaksi
Senin | 27-08-2018 | 13:16 WIB
neta-s-pane1.jpg Honda-Batam
Ketua Presidium IPW Neta S Pane.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Indonesian Police Watch (IPW) meminta polisi tidak segan menindak tegas dan melarang aksi-aksi yang dilakukan massa pendukung calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) dan massa gerakan #2019GantiPresiden yang marak beberapa waktu terakhir jelang penyelenggaraan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan peristiwa yang terjadi di Pekanbaru, Riau dan Surabaya, Jawa Timur pada akhir pekan lalu menunjukkan bahwa aksi massa pendukung Jokowi dan #2019GantiPresiden menimbulkan keresahan masyarakat.

"Polri jangan segan-segan untuk melarang kedua belah pihak melakukan kegiatan di seluruh wilayah Indonesia hingga massa kampanye tiba," kata Neta dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/1).
Lihat juga:Cerita Ratna Sarumpaet Dilarang Diskusi Bareng Rocky Gerung

Menurutnya, aparat kepolisian harus hadir secara maksimal dalam menjaga keamanan dan jangan membiarkan potensi konflik menjadi kekacauan sosial.

Kata dia, polisi memiliki kewenangan untuk menindak tegas dengan melarang kegiatan kedua kelompok hingga masa kampanye tiba. Menurutnya, aksi massa pendukung Jokowi atau #2019GantiPresiden sudah memunculkan konflik dan berpotensi menimbulkan kekacauan sosial atas nama ketertiban umum dan kepentingan publik.

Neta berharap massa pendukung Jokowi dan #2019GantiPresiden menyadari pentingnya menghadirkan ketertiban umum dan ketentraman publik bagi semua pihak.

"Massa pendukung ganti presiden maupun massa pendukung Presiden Jokowi diharapkan bisa menahan diri agar konflik orizontal tidak terjadi menjelang Pilpres 2019," tutur dia.

Dua sosok yang akrab dengan gerakan #2019GantiPresiden Neno Warisman dan Ahmad Dhani dilarang menghadiri acara Deklarasi #2019GantiPresiden di dua lokasi berbeda. Neno di Pekanbaru sedangkan Dhani di Surabaya pada Sabtu (25/6/2018) lalu.

Neno diadang ratusan orang di gerbang Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau, Sabtu (25/8) sore. Tokoh penggerak #2019GantiPresiden akhirnya memutuskan pulang ke Jakarta setelah diminta pulang oleh kepolisian setempat dengan alasan keamanan.

Sementara Dhani ditolak oleh kelompok masyarakat yang tak setuju dengan kegiatan tersebut setelah mendapat penolakan dari massa anti #2019GantiPresiden. Kedua massa antara yang pro dan anti sempat ricuh. Mereka sempat terlibat saling dorong namun dapat dipisahkan pihak kepolisian.

Polisi kemudian membubarkan kedua massa yang anti dan pro #2019GantiPresiden. Mengingat dari awal polisi memang tidak mengeluarkan izin untuk deklarasi gerakan ini dilaksanakan di Surabaya.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha