Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

6 Imigran Afghanistan Dibawa ke Rudenim
Oleh : Redaksi/Mg
Senin | 30-01-2012 | 16:52 WIB
imigran-afghanistan.gif Honda-Batam

Imigran Afghanistan saat dimintai keterangan di Markas Polair Polda Kepri. Foto:Hendra/batamtoday

BATAM, batamtoday - Enam imigran gelap asal Afghanistan yang diamankan Polair Polda Kepri kini ditangani imigrasi Batam. Proses lebih lanjut masih menunggu IOM dan perwakilan UNHCR.

Sumber batamtoday di internal imigrasi menyebutkan, Senin(30/1/2012), enam imigran hasil tangkapan Polair Polda Kepri itu rencananya akan dikirim ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Tanjungpinang. 

"Rencana akan dibawa ke Rudenim sambil menunggu proses selanjutnya," ujar sumber yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.

Penyerahan keenam imigran yang luput dari sorotan media lokal itu sendiri dilakukan pada Jum'at 27 Januari lalu.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Imigrasi Batam terkait perkembangan penanganan enam imigran asal Afghanistan tersebut.

"Belum, nanti kami kabari," jawab Patton, Kepala Seksi Pengawasan Imigrasi Batam. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Subdit Gakkum Dit Polair Polda Kepri berhasil mengamankan enam imigran gelap asal Afghanistan yang diduga korban perdagangan manusia di Perumahan Bukit Mas blok C nomor 6 Nagoya, Senin (23/1/2012) sekitar pukul 12.00 WIB. 

Penangkapan ini berawal dari laporan masyarakat tentang keberadaan warga negara asing di daerah tersebut dan diduga korban dari sindikat perdagangan manusia karena para imigran ini tidak memiliki dokumen resmi. 

Keenam imigran gelap asal Afghanistan tersebut, Hussain Ali, Ali Sher Nawai, Sardar Jaffari, Sayed Rahmatullah Alim Zadeh, Jawid Reza dan Faizullah Faizan masuk ke Batam melalui salah satu pelabuhan tikus di daerah Nongsa dari Johor Bahru, Malaysia. 

"Imigran gelap asal Afghanistan ini kita amankan di sebuah tempat di daerah Nagoya, dari pemeriksaan yang kita lakukan mereka tidak memiliki dokumen resmi untuk tinggal di Indonesia," ujar Kasi Gakkum Dit Polair Polda Kepri, Kompol Ade Kuncoro kepada batamtoday. 

Hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan petugas terhadap keenam imigran ini, mereka sengaja mencari suaka politik ke negara lain karena tak tahan lagi tinggal di negara mereka yang selama ini selalu ada konflik peperangan. 

"Dari keterangan mereka ingin mendapatkan kartu UNHCR dari seseorang di Jakarta, tetapi belum tau pasti negara tujuan utama untuk mendapatkan suaka," terang Ade.