Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terapkan Sistim Tumpang Sari

Petani Lokal Sumbang 40 Persen Pasokan Sayur di Batam
Oleh : Gokli/Dodo
Sabtu | 21-01-2012 | 14:35 WIB
Ubi.gif Honda-Batam

Lahan pertanian di salah satu sudut Kampung Pondok Tani, Tembesi. (Foto: Gokli/batamtoday).

BATAM, batamtoday - Kampung Pondok Tani, Tembesi, Sagulung dengan luas sekitar 2 hektar yang didominasi masyarakat petani mampu menyumbang 40 persen pasokan sayur segar di kota Batam. 

Suroso, ketua RT dan juga ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) setempat mengatakan dalam mengolah lahan pertanian yang sangat minim tersebut, petani mengembangkannya dengan sistim tumpang sari. Dia menjelaskan usai menanam sayur, sekitar lima hari kemudian lahan tersebut juga ditanami jagung dan setelah jagung berumur 15 sampai 20 hari lalu ditanam batang ubi kayu. 

Nantinya, kata Suroso habis panen sayur, dilanjut panen jagung dan batang pohon jagung menjadi pupuk kompos untuk tanaman ubi kayu. 

"Sistim tumpang sari kita terapkan untuk mensiasati sempitnya lahan yang ada dan hasilnya kita mampu menyumbang 40 persen pasokan sayur di Batam," terang Suroso, Sabtu (21/1/2012). 

Lanjutnya, kalau hasil panen baik, tanaman jagung bisa menghasilkan 2-3 Ton per panen, sementara ubi mencapai 3-4 ton sekali panen. 

"Selain sayur, ubi dan jagung, masih banyak lagi hasil tani dari kampung ini," sebutnya. 

Beberapa petani mengaku, kendala mereka dalam menekuni pertanian itu berada pada harga pasar. Dimana harga di pasar tidak mengimbangi dengan harga pupuk yang akan digunakan para petani. 

"Kendala saat ini masalah harga, kadang panen bagus harga turun. Padahal harga pupuk tidak pernah turun," ujar Anto, warga lainnya. 

Dengan adanya kendala harga ini, petani Batam khususnya warga Kampung Pondok Tani meminta supaya pemerintah dan pihak terkait memberikan perhatian kepada petani. 

"Kalau bisa sih harga jual kita bisa mengimbangi harga pupuk yang bakal kita gunakan," harap Yusmin, petani lainnya.