Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nurdin 'Keukeuh' Terapkan KEK, Isdianto Nilai FTZ Lebih Baik
Oleh : Ismail
Selasa | 29-05-2018 | 09:04 WIB
duet-nurdin-isdianto.jpg Honda-Batam
Gubernur Kepri Nurdin Basirun dan Wakil Gubernur Isdianto duet bersama dalam silaturahmi 'ngopi' bareng tokoh masyarakat (Tomas) Kepri yang berdomisili di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Pekanbaru dan lainnya di Gedung Daerah, Tanjungpinang. (Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun 'keukeh' mempertahankan penerapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kota Batam. Meskipun mendapatkam penolakan oleh sejumlah asosiasi pengusaha yang tetap bersikeras mempertahan Free Trade Zone (FTZ).

Gubernur Nurdin berpendapat penolakan tersebut wajar saja dilakukan mengingat para pengusaha selama ini telah merasakan langsung dampak penerapaan kawasan Free Trade Zone (FTZ) di kawasan Batam selama beberapa waktu.

Ditemui usai menghadiri Paripurna LKPj di Kantor DPRD Kepri, Nurdin mengungkapkan, konsep KEK yang ditawarkan Pemerintah Pusat merupakan solusi soal tumpang tindih kewenangan di Batam dengan merujuk pada kekuasaan tunggal. Dengan mempersempit birokrasi yang saat ini masih terkesan sulit, di mana harus menghadapi dwi kepemimpinan, BP Batam dan Pemko Batam.

Oleh karena itu, diusulkan konsep KEK tersebut dengan tujuan memudahkan masyarakat dan pengusaha yang berinvestasi di Batam.

"Maksud saya itu supaya ada kuasa tunggal. Tidak ada lagi dwi kepemimpinan," kata Nurdin.

Kendati demikian, lanjut Gubernur, dirinya tetap menghargai perbedaan pendapat yang dimiliki pemerintah dan asosiasi pengusaha dalam penerapan KEK dan FTZ.

Menurutnya, perbedaan itu hal yang wajar dalam pembangunan. Jika, para pengusaha lebih yakin konsep FTZ di Batam jauh lebih baik dari KEK yang ditawarkan pemerintah. Maka, silakan dilanjutkan.

"Bagi saya terserah saja mana yang baik. Bagi saya investasi masuk, masyarakat sejahtera," kata Nurdin.

Berbeda dengan Nurdin, Wakil Gubernur Kepri Isdianto menilai penerapan FTZ di Kota Batam sudah seharusnya dipertahankan. Di mana, ia melihat arus pada penerapan FTZ lebih deras dibandingkan KEK.

"Saya melihat arus FTZ itu lebih besar dibanding KEK," kata Isdianto.

Oleh karena itu, dirinya menyarankan, melalui polemik ini maka harus diambil kebijakan untuk membahas permasalahan tersebut agar cepat terselesaikan. Dengan cara mendudukkan asosiasi pengusahan yang mendukung dengan FTZ bersama pemerintah.

Agar bisa dicarikan solusi serta formula yang tepat demi mendongkrak perekonomian Batam sebagai gerbong pertumbuhan ekonomi Kepri. "Saran saya memang harus duduk bersama membahas persoalan ini agar bisa dicarikan formulasinya," tutup Isdianto.

Editor: Gokli