Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tetap Tenang dan Tenang
Oleh : Redaksi
Senin | 14-05-2018 | 17:16 WIB
Ilustrasi-Teroris-11.jpg Honda-Batam
Ilustrasi penanganan teror. (Foto: Ist)

Oleh Dani SN

KEJADIAN Terorsime di Indonesia saat ini menjadi sangat kritis, Pasca serangan di Mako Brimob Kelapa minggu lalu. Dan sekarang aksi teror terjadi di Surabaya. Dengan ledakan yang diduga bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur, Minggu pagi, 13 Mei 2018, padahal selama ini kota yang mendapat sebutan Kota Pahlawan ini merupakan daerah yang jarang diterpa isu terorisme.

Namun hari ini Surbaya secara mendadak diguncang aksj teror yang meledakkan bom di tiga lokasi dengan sasaran gereja. Lokasi pertama terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Kecamatan Gubeng kemudian, lokasi kedua terjadi di sebuah gereja di Jalan Diponegoro, dan lokasi ketiga di sebuah gereja di Jalan Arjuna. Di tiga titik di kawasan Surabaya.

Ketiga tempat tersebut merupakan tempat ibadah umat kristiani dan ketika kejadian ada beberapa orang di gereja yang sedang menyiapkan ibadah dan ada juga yang sedang melangsungkan ibadahnya, tindakan mereka itu telah merenggut beberapa nyawa. Sebuah tindakan keji yang tidak manusiawi. Tindakan pelaku pengeboman itu pada dasarnya bukanlah tindakan seorang yang sedang membela Tuhan.

Sangat tidak dibenarkan mengorbankan nyawa saudara sesama manusia, dan setanah air hanya untuk mengikuti ideologi sesat yang bertentangan dengan kasih sayang yang diajarkan Tuhan. Dengan kejadian meledaknya bom ini, kita harus percaya bahwa ini bukanlah karena 'kecolongan' pihak kepolisian ataupun aparat intelijen lainnya. Kita tahu mereka telah bekerja keras mengamankan setiap ibadah masyarakat. Sejauh ini juga sudah banyak penggagalan aksi terorisme.

Saat ini, bukan waktunya saling menyalahkan. Kita justru harus saling bekerja sama untuk mencegah aksi terorisme ini agar tidak terulangkembali. Di samping itu, kita harus serukan untuk tidak pernah takut dengan terorisme. Kita harus bersama-sama menjaga kondusifitas situasi masyarakat agar tetap damai dan menjaga toleransi antar umat beragama.

Jangan sampai kita terprovokasi. Karena itu justru akan mempromosikan keberhasilan mereka dengan munculnya ketakutan massal. Bagaimanapun tujuan aksi teror adalah ketakutan dan kepanikan massal.

Sebagai bangsa Indonesia, kejadian ini harusnya membuat kita semakin sadar untuk terus bersatu, saling merangkul dan bergandengan tangan melawan para teroris itu. Terorisme adalah musuh bersama yang mengancam keselamatan dan kedaulatan bangsa. Kita pastikan tidak ada upaya-upaya memecah belah bangsa berdasarkan pada paham radikalisme.

Jadilah masyarakat yang cerdas, dengan tidak menyebar gambar atau video korban ledakan bom di Surabaya. Jangan sampai kita terperangkap tujuan teroris, membuat kita ketakutan. Disamping itu juga kita harus terus meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman terorisme dan membantu kerja aparat keamanan dengan melaporkan hal-hal yang mencurigakan di sekelilingnya. Dan tetap menjaga persatuan, merawat kebhinekaan dan teguh mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

Diharapkan Masyarakat di seluruh Indonesia, terutama warga Surabaya, untuk tetap tenang dalam menghadapi masalah terorisme ini, jangan terbawa oleh oknum-oknum yang ingib membuat keresahan di tengah masyarajat. saat ini seluruh aparat keamanan di Surabaya dan Jawa Timur sudah bergerak dalam operasi mempersempit gerak para terduga pelaku pengeboman ini.

Kepolisian juga sudah mencurigai keterlibatan kelompok tertentu. Langkah utama kepolisian adalah mengedepankan faktor pengamanan, lokalisir lokasi, pengalihan lalu lintas, evakuasi korban, dan antisipasi kemungkinan bom lain. Kita rakyat Indonesia kuat dan tidak takut serta akan terus melawan tindakan para teroris.

Disamping itu juga peningkatan kapasitas kita sebagai masyakat tentang terorisme itu sangat penting. Karna jika kita tidak mengetahui tentang terorisme maka kita akan menjadi korban terorisme. Dengan menyikapi secara baik dan benar serta menjadi warga negara yang cerdas memahami tentang terorisme diIndonesia.

Kita harus berfikir secara realistis dan kritis dalam menyikapi kejadian yang memakan korban jiwa hingga megenaskan ini. Tetapi kita harus tetap jaga kerukunan dan perdamaian antar agama. Jangan sampai kita terpengaruh oleh orang-orang yang ingin merusak ideologi Pancasila di Indonesia.

Jadilah warga negara yang teliti dan cermat dalam menyikapi kejadian-kejadian atau berita yang berkaitan dengan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan). Karena itu sangat sensitif dan dapat menimbulkan perpecahan antar Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan.

Jangan mau di adu domba oleh pihak-pihak yang ingin Indonesia menjadi berpecah belah, itu juga salah satu tujuan teroris, ingin mempecah belahkan agama dan memporak porandakan Indonesia dengan cara pengeboman bunuh diri, yang sangat jelas sangat bertentangan dengan agama lain.

Termasuk agama Islam sangat tidak ada ajaran kekerasan dalam islam, dan apalagi membom orang-orang yang tidak bersalah. Pikiran seperti itu sangat tidak diajarkan di Agama Islam maupun Agama lain. Maka kita harus hati-hati apabali kita bertemu dengan orang-orang yang ataupun kelompok yang bertentangan dengan ajaran agama masing-masing.

Harus segera laporkan kepada RT/RW disekitar kalian dan biarkan aparat yang berwajib yang akan menaganinya. Supaya kita tidak terjerumus kepada hal-hal yang berbau terorisme maka kita harus banyak-banyak membaca ataupun sharing dengan orang-orang yang paham betul mengenai terorisme.

Mari kita tundukan kepala Semoga kita semua mendapat hikmah dari kejadian ini. Dan semoga korban yang meninggal diampuni dosa-dosanya dan mendapat keselamatan kekal atas jiwanya dan kepada korban yang terluka semoga segera pulih. Kepada keluarga korban, semoga tabah dan tetap teguh dalam iman.

Seluruh elemen masyarakat, perlu meningkatkan kerja sama dengan pemerintah dan aparat penegak hukum untuk memerangi terorisme dengan cara mewaspadai, mendeteksi, mengantisipasi sedini mungkin aktivitas terorisme yang ingin menghancurkan Indonesia dan mengubah dasar negara Pancasila. *

Penulis adalah Anggota LDII Kabupaten Bandung Barat