Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Prof Dorojatun Dorong Penerapan FTA di Batam
Oleh : Irwan Hirzal
Senin | 26-03-2018 | 15:50 WIB
dorojatun-batam1.jpg Honda-Batam
Mantan Menko Perekonomian dan Dubes RI untuk Amerika, Prof Dorojatun (kiri) dan Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Towo. (Foto: Irwan)

BATAMTODAY.COM, Batam - Mantan Menko Perekonomian dan Dubes RI Prof Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, berkesempatan mengunjungi dan bertemu langsung Kepala Badan Pengusahan (BP) Batam, Senin (26/03/2018).

Dalam kunjungan itu Mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat di era pemerintahan Soeharto itu, mendorong Batam melakukan Free Trade Agreements (FTA), atau Perjanjian Perdagangan Bebas. Saat ini, Australia tengah merundingkan delapan Free Trade Agreements (FTA), salah satunya dengan Indonesia.

"Batam tidak ada. Di dalam situasi sekarang yang harus dilakukan itu mencoba untuk melakukan kerjasama perdagangan bebas, FTA. Di Indonesia sekarang kurang dari 10 FTA. Korea Selatan saat ini sudah lebih dari 60 FTA, sehingga mereka memiliki akses yang luas," ujar Dorajatun usai pertemuan di lantai delapan Kantor BP Batam.

Ia berharap pemerintahan saat ini bisa melakukan perjanjian perdagangan bebas sebanyak-banyak mungkin. Sehingga perjanjian antar perusahan di Indonesia dengan perusahaan negara lain.

"Dengan FTA itu bisa mengadakan perjanjian antar perusahan. Dari negara tersebut ke perusahan yang ada di Batam. Saya harapkan FTA di Indonesia itu diatas Korea Selatan," harapnya.

Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Towo membenarkan Batam belum memaksimalkan dan memanfaatkan perdagangan dunia melalui Selat Malaka. Hal ini yang menjadi pertimbangkan langkah-langkah yang strategis yang harus dilakukan.

"Kita harus menyiapkan strategi maupun langkah-lanhgkah pembangunan Batam ke depan. Beliau mengatakan perjanjian perdagangan bebas, ini yang harus kita dorong. Tapi dari yang sudah ada dulu, apa yang peluang industri bisa memanfaatkan hak tersebut (FTA)," ungkap Lukita.

Menurutnya, Batam sangat strategis, karena perdagangan dunia memang melalui Selat Malaka. Namun saat ini belum dimaksimalkan. Itu sebabnya BP Batam berencana pengembangan Pelabuhan Batu Ampar dan Bandara Hang Hadim, serta pembangunan Pelabuhan Tanjung Sauh.

Lukita mengaku BP terus mendorong percepatan pembangunan Pelabuhan Tanjung Sauh. Ia menilai keberadaan Tanjung Sauh bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Di Kepri,khususnya, Batam. Disamping tumbuhnya industrial yang ada, BP juga harus mencari sumber pertumbuhan ekonomi yang lain.

"Antara lain logistik dan pentingnya pawiwisata. Kita khsusnya BP yang memang berada di depan untuk merencana perkembangan investasi dan ekonomi di Batam. Betul-betul harua merenung apa saja perkembangan di global dan apa saja potensi yang dimiliki. Sehingga bisa dijadikan rencana dan langkah-langkah kita kedepan," pungkasnya.

Editor: Yudha