Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Relokasi Ditarget Selesai 2 Tahun

BP Batam Gandeng Habitat Indonesia Atasi Permasalahan Ruli di Baloi Kolam
Oleh : Nando Sirait
Kamis | 22-02-2018 | 10:26 WIB
david-1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Direktur Habitat for Humanity Indonesia, David G. Andre Ardhani. (Foto: Nando Sirait)

BATAMTODAY.COM, Batam - Wacana Badan Pengusahaan (BP) Batam, dalam melakukan pembenahan rumah liar (Ruli) di Baloi Kolam akan dilakukan bekerjasama dengan pihak lainnya.

Hal ini dinyatakan langsung Direktur Habitat for Humanity Indonesia, David G. Andre Ardhani setelah melakukan pertemuan dengan Deputi Bidang Umum dan Sumber Daya Manusia BP Batam, Bambang Purwanto, Rabu (21/02/2018) siang.

BP Batam sendiri memilih bekerjasama dengan Habitat for Humanity Indonesia, yang merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial dan telah ada sejak tahun 2004. Hingga saat ini, Habitat sendiri telah melakukan proyek pembangunan rumah layak huni, bagi masyarakat kurang mampu di lahan yang berlokasi di Kabil, Nongsa, Batam.

Di mana saat ini pihaknya masih dalam proyek pembangunan 1.000 rumah layak huni, dan telah selesai sekitar 600 rumah yang berlokasi di Kavling Kabil. Hal ini kemudian menjadi salah satu faktor, BP Batam mengandeng Habitat dalam mencari solusi bagi Ruli di Baloi Kolam.

"Ini memang pertemuan pertama yang kita lakukan bersama dengan Deputi V, dan masalah relokasi warga ini merupakan permintaan dari BP Batam. Nantinya apabila sudah memasukki tahap lanjutan, kita merencanakan akan melakukannya dengan konsep tripartit," ungkap David G. Andre Ardhani.

Konsep tripartit yang diungkapkannya, di mana dalam pelaksanaan rencana ini pihak Habitat yang akan langsung terjun dalam mencari pemodal dalam proyek pembangunan rumah warga yang akan direlokasi, serta akan langsung turun guna melakukan sosialisasi dengan pihak warga Baloi Kolam.

"Data yang diberikan BP Batam, ada 4.000 Kepala Keluarga yang direncanakan untuk relokasi. Kemananya itu nanti, wewenang dari BP Batam sebagai pemilik lahan. Fungsi kami di sini hanya sebagai penjembatan," kata dia.

"Di mana untuk pemodalan kami akan targetkan dari dana CSR perusahaan asing, yang ada di Batam maupun di luar Batam. Jadi ini nanti setelah assement, baru kami berani turun ke lokasi untuk memantau dan membuat anggaran untuk pembangunan rumah layak huni," lanjutnya.

David sendiri mengaku sebelum melakukan pembangunan rumah bagi warga yang akan direlokasi, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu guna mengetahui apakah ada warga yang setuju atau tidak untuk kemudian dipindahkan menuju lokasi perumahan yang baru.

"Tetapi dalam rencana ini, kami juga mendapat target dari pihak BP Batam. Di mana permasalahan ini harus dapat selesai kurun waktu dua tahun, yang penting kami lakukan saat ini adalah pendekatan terhadap warga. Jadi kami bisa langsung tau apabila ada penolakan," tuturnya.

Dalam menyelesaikan pembangunan rumah layak huni ini sendiri, David tidak dapat menjelaskan secara gamblang mengenai bagaimana pihaknya mencari perusahaan yang akan mendanai proyek kemanusiaan ini.

Namun, dalam waktu dekat ini pihaknya dan BP Batam sendiri juga merencanakan sebuah event olahraga 'Cycle Out' yang akan melintasi Jembatan 1 hingga Jembatan 6 Barelang. Dan, akan melibatkan banyak perusahaan asing dari Indonesia serta Singapura.

Editor: Gokli