Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dampak Cut and Fill Bukit Kampung Panau

Setiap Hujan, Jalan Akses Kabil dari Batubesar Terputus
Oleh : Hadli
Selasa | 09-01-2018 | 09:38 WIB
Jalan-akses-Kabil-terputus.jpg Honda-Batam
Akses jalan yang berada di Teluk Bakau, Kecamatan Nongsa, terputus. Jalan raya sebagai penghubung tujuan wilayah Kabil, Punggur dan Nagoya itu tergenang saat hujan melanda wilayah sekitar (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Akses jalan yang berada di Teluk Bakau, Kecamatan Nongsa, terputus. Jalan raya sebagai penghubung tujuan wilayah Kabil, Punggur dan Nagoya itu tergenang saat hujan melanda wilayah sekitar.

"Ini hari kedua hujan jalan putus," kata salah satu pengendara sepeda motor yang berhenti lantaran jalan digenangi air kepada BATAMTODAY.COM, Senin (8/1/2018) pagi.

Jalan kembali bisa dilalui secara perlahan di saat air bandang itu mulai surut. Kondisi aspalnya sudah rusak parah, akibatnya kendaraan tidak bisa melintas bersamaan dari arah yang berlawanan.

Kondisi lebih parah juga terjadi pada Minggu (7/1/2018) dini hari. Curah hujan deras hari itu membuat aktivitas lalu lintas terputus. Air yang membentangi kurang lebih sepanjang 50 meter di jalan itu, tidak bisa dilalui sama sekali.

Padahal jalan raya ini termasuk jalan yang padat dilalui masyarakat, karyawan dan kendaraaan yang hilir mudik masuk galangan kapal Kawasan Industri Estate Kabil dan Kawasan Industri Thaiwan.



Parahnya lagi, kejadian ini sudah berlangsung lama dan luput dari perhatian Pemerintah Kota Batam yang tengah memperlebar sejumlah jalan di Batam.

Kerusakan ini terjadi bukan karena kondisi alam. Namun diakibatkan adanya perusahaan-perusahaan yang melakukan aktivitas cut n fill atau pemotongan bukit sekitar Kampung Panau atau di sebelah kiri jalan arah Kawasan Industri Thaiwan, sejak lima tahun belakangan ini.

Dalam perjalanan pekerjaan itu, setiap hujan tanah yang dibawa mengalir deras ke danau bakau yang ada diseberangnya. Danau itu tertimbun hingga menjadi rata dengan aspal. Sehingga bila hujan datang, akses jalan tidak bisa dilalui.

Itu terjadi karena tanpa rancangan yang matang dan pengawasan dari Pemerintah Kota Batam dan BP Batam yang membidangi, sehingga tanah dari bukit-bukit itu menjadi rata, jalan rusak dan masyarakat yang menerima dampak buruknya. Sementara pengusaha dapat keuntungan dari penjualan tanah dengan harga miliaran rupiah.

Editor: Udin