Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Selama 2017, BNPP Kelas A Tanjungpinang Selamatkan 73 Jiwa
Oleh : Roland Hasudungan Aritonang
Selasa | 02-01-2018 | 17:14 WIB
Budi-Cahyadi-Basarnas-TPI.jpg Honda-Batam
Kepala Kantor BNPP Kelas I A Tanjungpinang, Budi Cahyadi (Foto: Roland Hasudungan Aritonang)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Selama tahun 2017, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) Kelas A Tanjungpinang, selamatkan 73 jiwa akibat kecelakaan pelayaran, kecelakaan penerbangan dan membahayakan jiwa manusia.

Kepala Kantor BNPP Kelas A Tanjungpinang, Budi Cahyadi, memaparkan data kecelakaan pelayaran, kecelakaan penerbangan, bencana dan membahayakan jiwa manusia yang diterima oleh pihaknya kepada BATAMTODAY.COM, Selasa (2/1/2018) di ruang kerjanya.

"Untuk kecelakaan pelayaran ada sebanyak 35 kejadian, antara lain yang berhasil diselamatkan sebanyak 71 jiwa, hilang sebanyak 19 jiwa dan meninggal dunia sebanyak 19 jiwa, sehingga total seluruhnya berjumlah 118 jiwa," ujar Budi cahyadi.

Dalam pemaparannya, Budi juga mengatakan kondisi membahayakan, seperti orang jatuh ke sumur, orang mancing di pelabuhan yang tidak menggunakan sampan, atau kapal dan lain-lain, di mana untuk jumlah kejadian sebanyak 10 kejadian dengan rincian 2 jiwa yang selamat, meninggal dunia 8 jiwa dan 1 jiwa yang hilang.

"Sedangkan untuk kecelakaan penerbangan dan bencana nihil pada tahun 2017," katanya.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh jumlah kejadian 45, sedangkan untuk jumlah korban jiwa seluruhnya sebanyak 199 jiwa.

Menurutnya, untuk meminimalisir korban kecelakaan laut, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) Kelas A Tanjungpinang membuat program pelatihan penguatan penanggulangan kecelakaan laut kepada masyarakat yang berkecimpung di pelayaran. Dengan tujuan agar dapat memahami bagaimana cara untuk melewati masa sulit saat terjadi kecelakaan laut.

"Dalam pelatihan ini kita akan bekerja sama dengan pihak swasta. Untuk bekerja sama memberikan ilmu dan pemahaman tentang penanganan saat terjadi kecelakaan laut untuk melakukan pertolongan," ucapnya

Dalam hal ini, pihaknya akan menggandeng pengusaha atau pihak swasta, mengingat kondisi dana penyelenggaraan pelatihan di BNPP sangat lah minim. Dalam setahun, anggaran untuk kegiatan pelatihan hanya Rp300 juta. Tentunya hal tersebut juga menjadi dasar perlunya peran pihak swasta untuk membantu dalam kegiatan tersebut.

"Dana cuma Rp300 juta setahun untuk pelatihan 100 orang. Menggandeng swasta itu tidak ada masalah juga. Bukan pungli juga karena itu kegiatan pelatihan yang jelas dan tidak besar juga biayanya. Ya bisa membantu beli makanan dan honor instruktur ?saja," katanya lagi.

Selain itu yang paling terpenting, BNPP Tanjungpinang akan mengajak Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan pembinaan ini. Hal ini dikarenakan setiap terjadinya kecelakaan, para nelayan lah yang mendapatkan informasi dan menyaksikan kejadian kecelakaan terlebih dahulu.

"Kalau kita lihat, biasanya yang melihat lebih dahulu serta menemukan kecelakaan laut adalah nelayan, jadi mereka sangat berperan penting dalam memberikan bantuan dan pertolongan," paparnya.

Dengan menjalankan program ini, BNPP menjadi terbantu oleh masyarakat, dikarenakan dengan pelatihan ini nelayan memiliki keahlian yang sama seperti BNPP.

"Maka secara tidak langsung dapat membantu program BNPP dan misi pertolongan," ucapnya

Maka dari itu, Budi mengimbau kepada masyarakat agar setiap terjadi kecelakaan laut untuk tidak ragu-ragu melaporkan kejadian itu ke BNPP Tanjungpinang, dikarenakan pihaknya tidak memungut biaya sepeser pun.

"Dalam memberikan pertolongan kita tidak pungut biaya sepeserpun, untuk itu saya tekankan supaya tidak segan-segan memberikan informasi," imbaunya.

Editor: Udin