Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Waduh, 1,2 Ton Sabu Disita dari Kapal di Australia Barat
Oleh : Redaksi
Kamis | 28-12-2017 | 10:02 WIB
sabu-1,2-ton.jpg Honda-Batam
Kepolisian Federal Australia (AFP) menunjukkan hasil penyitaan terbesar sabu sebanyak 1,2 ton di lepas pantai Australia Barat (Sumber foto: ABC News)

BATAMTODAY.COM, Australia - Delapan orang ditetapkan sebagai tersangka setelah penyitaan 1,2 ton narkoba jenis sabu dari sebuah kapal yang dicegat lepas pantai Geraldton, Australia Barat.

Polisi memperkirakan narkoba yang disita dalam operasi tersebut memiliki nilai $ 1,04 miliar.

Ini merupakan penangkapan terbesar narkoba di Australia, melampaui penyitaan 903 kilogram di Melbourne awal tahun ini.

Kepolisian Federal Australia dan Joint Organised Crime Task Force Australia Barat telah memantau kapal bernama Valkoista, ketika tiba di pelabuhan Geraldton, 400 kilometer sebelah utara Perth, sekitar pukul 2:00 pagi kemarin.

Polisi menyatakan terus mengumpulkan dan menganalisa barang bukti.(Sumber foto: ABC News)

Polisi menuduh narkoba tersebut kemudian diturunkan ke mobil van putih sesaat sebelum pukul 04:00. Petugas polisi taktis mencegat van begitu meninggalkan dermaga.

Tiga orang yang berada dalam van ditangkap pada saat itu. Polisi kemudian menaiki kapal dan menangkap tiga awak kapal.

Polisi menuduh 59 tas masing-masing berisi sekitar 20 kilogram methamphetamine yang disita dari van. Tas lainnya berisi narkoba 20 Kg juga diduga ditemukan di atas kapal.

Operasi merupakan bagian dari operasi nasional yang menargetkan penyelundupan narkoba - yang biasa dikenal dengan sabu - ke Australia.

Warga sekitar kemarin menyaksikan petugas mengeluarkan sejumlah paket tertutup dari kapal di marina Geraldton.

Delapan orang tersangka

Enam dari tersangka yang berusia antara 33 dan 52 tahun, dikenai tuduhan mengimpor secara ilegal barang-barang terlarang.

Mereka adalah Patrick Leandro dan Chrstios Cafcakis dari Australia Selatan, dan Sliwa Waseem Hermiz, Elia Khalid Keana, Anthony Serupepeli Rasaubale dan Joshua Joseph Smith dari New South Wales, masing-masing dihadirkan di pengadilan Geraldton Magistrates.

Dua tersangka lainnya dari Australia Selatan kemudian ditangkap di sebuah hotel di Hillarys, Perth utara, dan dikenai tuduhan yang sama.

Sean Michael Dolman dan Stephen John Baxter, keduanya 37 tahun, dihadirkan di pengadilan Perth Magistrates pagi ini dan belum diminta untuk mengaku bersalah atas tuduhan terhadapnya.

Tak satu pun dari tersangka mengajukan permohonan tahanan luar dan mereka kini ditahan sebelum diajukan ke pengadilan pada 17 Januari ketika enam tersangka lainnya juga dijadwalkan untuk disidang.

Pelanggaran mereka diancam hukuman penjara maksimal seumur hidup.

Ini untuk kedua kalinya pihak berwenang mencegat kapal di lepas pantai Geraldton yang terkait dengan perdagangan narkoba.

Pada Mei 2016, kapal Mega Profits II ditangkap, setelah sindikat China dan Malaysia menggunakannya untuk membawa 182 kilogram sabu di sepanjang pantai 30 kilometer selatan Port Denison.

Tujuan pantai timur Australia

Wakil Komisaris Operasi AFP, Leanne Close, menjelaskan polisi terus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti.

"AFP akan menuntut di pengadilan bahwa mereka ini bermaksud mendistribusikan narkoba di pesiri pantai timur Australia. Apa yang tidak diperhitungkan orang-orang ini yaitu respon penuh perhitungan dari oint Organised Crime Task Force Australia Barat yang didasarkan atas kekuatan dan kemampuan berbagai lembaga yang terlibat," paparnya.

Pihak berwenang menyebut nama Mega Profit II mungkin diberikan untuk kapal ini oleh seseorang yang memiliki selera humor (Sumber foto: ABC News)

Komandan Regional Pasukan Perbatasan untuk Australia Barat Rod O'Donnell memuji hasil kerja semua pihak yang terlibat, termasuk petugas perbatasan, AFP dan Kepolisian Australia Barat.

"Batas maritim Australia sangat luas dan sejumlah penjahat berpikir mereka dapat memanfaatkannya dan menghindari deteksi. Mereka keliru," ujarnya.

"Para penjahat ini harus selalu mengingat bahwa kami berada di dekatnya dan kita sedang mengamati," tambahnya.

Sumber: ABC News
Editor: Udin