Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Momen Hari Jomlo 2017

Hanya 13 Jam, Rekor Belanja Online di China Tembus Rp243 Triliun
Oleh : Redaksi
Sabtu | 11-11-2017 | 19:50 WIB
toko-online.gif Honda-Batam
Ilustrasi gudang situs belanja online (CNN Indonesia)

BATAMTODAY.COM, China - Perusahaan e-commerce asal China, Alibaba, baru saja memecahkan rekor jumlah penjualan tertinggi dalam satu hari pada Sabtu (11/11/2017).

Perusahaan yang dipimpin Jack Ma tersebut sukses mengantongi penjualan senilai US$18 miliar atau setara Rp243 triliun hanya dalam 13 jam dalam perayaan Singles Day (Hari Jomlo).

Nilai tersebut melampaui penjualan mereka tahun lalu yaitu sebesar US$17,8 miliar dalam waktu 24 jam.

Singles Day sendiri adalah perayaan informal di China untuk mereka yang tidak berpasangan. Tanggal 11/11 dipilih karena mewakili 'semangat' tersebut.

Sejak 2009, Alibaba mengubah hari itu menjadi hari belanja khusus dengan banyak diskon seperti halnya Hari Belanja Nasional di Indonesia.

Menurut catatan CNN Money, penjualan di tanggal 11 November itu melebihi total penjualan Black Friday dan Cyber Monday yang dilaksanakan di Amerika Serikat.

Berdasarkan perusahaan riset e-Marketer Retail, Alibaba telah berhasil memanfaatkan acara ini untuk memancing perusahaan-perusahaan internasional untuk turut bagian. Lebih dari 40 persen merek yang terlibat dalam Single Day tahun ini berasal dari luar China.

Meski target pasar Single Day mayoritas adalah penduduk China, belakangan konsumen luar negeri juga turut kecipratan kemeriahan hari tersebut.

Beberapa situs belanja di Asia Tenggara seperti Lazada (dimiliki Alibaba), Zalora dan Shopee juga ikut merayakan Singles Day tahun ini dengan mengeluarkan program promosi mereka sendiri.

Selain menyebar ke negara-negara lain, Singles Day juga berevolusi sehingga tak hanya menggunakan jaringan internet, tapi juga toko-toko tradisional.

Hal ini yang dilakukan Alibaba dan rival beratnya JD.com, yaitu menggunakan kepopuleran Singles Day untuk mendorong lebih banyak orang belanja ke toko offline mereka juga.

Di balik kesuksesan Singles Day, Greenpeace menyebut bahwa acara ini juga memproduksi sampah dalam jumlah besar.

Proses produksi, pengemasan, dan pengiriman barang yang berkaitan dengan momen tersebut menghasilkan emisi karbon dioksida sebesar 258.000 ton, pada tahun lalu. Bahkan, diperlukan sekitar 2,6 miliar pohon untuk menyerap karbon tersebut.

Dengan kesuksesan yang lebih besar tahun ini, grup aktivis alam memperkirakan jejak karbon yang ditinggalkan akan lebih besar lagi.

"Lebih banyak konsumsi berarti lebih banyak emisi CO2 dan limbah," kata juru kampanye Greenpeace Nie Li.

Sumber: CNN
Editor: Udin